Anak Tidak Nafsu Makan? Atasi Segera!
Tidak ada orangtua yang tidak khawatir jika anaknya mengalami gangguan makan. Dalam masa pertumbuhan dan perkembangan, seorang anak membutuhkan gizi yang baik untuk dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Anak yang tidak mau makan ataupun memilih-milih makanan dapat mengakibatkan kekurangan satu atau lebih nutrient yang dibutuhkan sehingga tumbuh kembang optimal terganggu.
Keadaan nafsu makan yang kurang atau sama sekali tidak ada kita sebut dengan istilah ANOREKSIA. Anoreksia bukanlah suatu penyakit, melainkan gejala klinis dari suatu penyakit atau kelainan tertentu.
Banyak hal yang dapat menyebabkan anoreksia, antara lain penyakit organik, faktor psikologis, dan pengaturan makan yang kurang baik. Penyakit infeksi seperti pada saluran napas atas juga TBC dapat memberikan gejala anoreksia. Kelainan bawaan misalnya pada jantung dan saluran pencernaan juga seringkali menjadi penyebab anoreksia pada anak. Gangguan psikologis terdapat pada anak dari keluarga yang mengalami kesulitan rumah tangga, suasana makan yang kurang menyenangkan, tidak pernah makan bersama-sama dengan orangtua, ataupun dipaksa makan makanan yang tidak disukai. Selain itu, kekurangan nutrient sendiri seperti zat besi pun dapat mengakibatkan terjadinya anoreksia.
Anoreksia mungkin dapat bersifat sementara, sebagai variasi normal dari nafsu makan sehari-hari. Juga, anoreksia mungkin ditemukan dalam keadaan dimana anak sebenarnya lebih menyukai jenis makanan tertentu dan kurang menyukai jenis makanan yang lain. Jika penolakan terjadi pada bahan makanan dasar tertentu seperti susu atau telur, perlu dicari tahu apakah penolakan tersebut terjadi dikarenakan anak alergi terhadap bahan makanan tersebut atau bukan. Kebiasaan dan pola makan mulai berkembang pada awal usia 2 tahun dan menetap beberapa tahun.
Selain berdampak pada tumbuh kembang yang terganggu, anoreksia dapat mengakibatkan anak mudah terserang penyakit infeksi. Kurangnya asupan susu dan makanan pada bayi dapat memberikan keluhan konstipasi (susah buang air besar), susah tidur, iritabel, dan menangis yang berlebihan, serta tampak pada berat badan yang turun dari normal.
Bagaimana menghadapi anak yang tidak memiliki nafsu makan?
Yang terpenting adalah orangtua harus mengenal dan memantau tanda-tanda anak mulai tidak nafsu makan sehingga dapat ditangani lebih lanjut dan tidak dibiarkan begitu saja. Perlu dicari tahu faktor penyebabnya anak tidak mau makan, apakah faktor organik maupun psikologis tertentu. Jika faktor penyebab ini diatasi dan diperbaiki biasanya selera makan akan kembali normal.
Kekurangan gizi yang ada perlu diperbaiki dengan pengaturan makan yang sesuai dan pemberian preparat vitamin. Preparat vitamin seringkali diperlukan untuk mencegah terjadinya defisiensi bila nafsu makan anak belum pulih sehingga asupan belum cukup. Selain itu, peningkatan pemberian cairan dan kalori juga dibutuhkan.
Obat-obat perangsang nafsu makan dan obat-obat pertumbuhan dapat diberikan hanya jika diperlukan dan tidak ditemukan penyebab yang nyata dari anoreksia tersebut. Namun, tanpa melenyapkan faktor penyebabnya dan tanpa pengaturan makan yang baik, obat-obat tersebut mungkin tidak berhasil bahkan dapat berakibat tidak baik.
Sumber:
Abdoerrachman, M.H., et al. Buku Kumpulan Kuliah Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, cetakan ke III, bagian I. 1981.
Behrman, Richard E., Victor C. Vaughan, R. James McKay, Jr. Nelson Textbook of Pediatrics, 11th edition, Asian edition. 1979.
Tidak ada orangtua yang tidak khawatir jika anaknya mengalami gangguan makan. Dalam masa pertumbuhan dan perkembangan, seorang anak membutuhkan gizi yang baik untuk dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Anak yang tidak mau makan ataupun memilih-milih makanan dapat mengakibatkan kekurangan satu atau lebih nutrient yang dibutuhkan sehingga tumbuh kembang optimal terganggu.
Keadaan nafsu makan yang kurang atau sama sekali tidak ada kita sebut dengan istilah ANOREKSIA. Anoreksia bukanlah suatu penyakit, melainkan gejala klinis dari suatu penyakit atau kelainan tertentu.
Banyak hal yang dapat menyebabkan anoreksia, antara lain penyakit organik, faktor psikologis, dan pengaturan makan yang kurang baik. Penyakit infeksi seperti pada saluran napas atas juga TBC dapat memberikan gejala anoreksia. Kelainan bawaan misalnya pada jantung dan saluran pencernaan juga seringkali menjadi penyebab anoreksia pada anak. Gangguan psikologis terdapat pada anak dari keluarga yang mengalami kesulitan rumah tangga, suasana makan yang kurang menyenangkan, tidak pernah makan bersama-sama dengan orangtua, ataupun dipaksa makan makanan yang tidak disukai. Selain itu, kekurangan nutrient sendiri seperti zat besi pun dapat mengakibatkan terjadinya anoreksia.
Anoreksia mungkin dapat bersifat sementara, sebagai variasi normal dari nafsu makan sehari-hari. Juga, anoreksia mungkin ditemukan dalam keadaan dimana anak sebenarnya lebih menyukai jenis makanan tertentu dan kurang menyukai jenis makanan yang lain. Jika penolakan terjadi pada bahan makanan dasar tertentu seperti susu atau telur, perlu dicari tahu apakah penolakan tersebut terjadi dikarenakan anak alergi terhadap bahan makanan tersebut atau bukan. Kebiasaan dan pola makan mulai berkembang pada awal usia 2 tahun dan menetap beberapa tahun.
Selain berdampak pada tumbuh kembang yang terganggu, anoreksia dapat mengakibatkan anak mudah terserang penyakit infeksi. Kurangnya asupan susu dan makanan pada bayi dapat memberikan keluhan konstipasi (susah buang air besar), susah tidur, iritabel, dan menangis yang berlebihan, serta tampak pada berat badan yang turun dari normal.
Bagaimana menghadapi anak yang tidak memiliki nafsu makan?
Yang terpenting adalah orangtua harus mengenal dan memantau tanda-tanda anak mulai tidak nafsu makan sehingga dapat ditangani lebih lanjut dan tidak dibiarkan begitu saja. Perlu dicari tahu faktor penyebabnya anak tidak mau makan, apakah faktor organik maupun psikologis tertentu. Jika faktor penyebab ini diatasi dan diperbaiki biasanya selera makan akan kembali normal.
Kekurangan gizi yang ada perlu diperbaiki dengan pengaturan makan yang sesuai dan pemberian preparat vitamin. Preparat vitamin seringkali diperlukan untuk mencegah terjadinya defisiensi bila nafsu makan anak belum pulih sehingga asupan belum cukup. Selain itu, peningkatan pemberian cairan dan kalori juga dibutuhkan.
Obat-obat perangsang nafsu makan dan obat-obat pertumbuhan dapat diberikan hanya jika diperlukan dan tidak ditemukan penyebab yang nyata dari anoreksia tersebut. Namun, tanpa melenyapkan faktor penyebabnya dan tanpa pengaturan makan yang baik, obat-obat tersebut mungkin tidak berhasil bahkan dapat berakibat tidak baik.
Sumber:
Abdoerrachman, M.H., et al. Buku Kumpulan Kuliah Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, cetakan ke III, bagian I. 1981.
Behrman, Richard E., Victor C. Vaughan, R. James McKay, Jr. Nelson Textbook of Pediatrics, 11th edition, Asian edition. 1979.
Comments