Skip to main content

Becoming “ PAUD” teacher Excellent focus on sentra system

Becoming “ PAUD” teacher Excellent focus on sentra system
(terima kasih pada penulis mohon copas ya untuk berbagi ide demi pendidikan Indonesia )
A. Alasan Perlunya Pendidikan usia Dini
Usia dini merupakan masa emas perkembangan ( golden age). Perkembangan kecerdasan anak terjadi pada usia dini dan perlu stimulasi dari lingkungan.Kurangnya stimulasi lingkungan akan menyebabkan perkembangan anak tidak optimal.
Pendidikan merupakan lingkungan buatan yang dirancang secara sadar dan terencana dalam rangka mengembangkan potensi kecerdasan anak.Pendidikan Anak Usia Dini atau disingkat 'PAUD' adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.
Ada dua tujuan diselenggarakannya pendidikan anak usia dini yaitu:
Tujuan utama: untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di masa dewasa.
Tujuan penyerta: untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah.
B. Hasil riset Otak
Perkembangan kapasitas kecerdasan anak sangat pesat terjadi di awal kehidupannya.Ketika lahir, sel-sel otak bayi berjumlah sekitar 100 milyar , tetapi belum saling berhubungan kecuali hanya sedikit, yaitu hanya sel-sel otak yang mengendalikan detak jantung, pernafasan,gerak refleks, pendengaran, dan naluri hidup.
Saat anak usia 3 tahun, sel otak telah membentuk sekitar 1000 triliun jaringan koneksi/sinapsis. Jumlah ini 2 kali lebih banyak dari yang dimiliki orang dewasa. Sebuah sel otak dapat berhubungan dengan 15000 sel lain.Sinaps-sinaps yang jarang digunakan akan mati sedangkan yang sering digunakan akan semakin kuat dan permanen. Setiap rangsangan / stimulasi yang diterima anak akan melahirkan sambungan baru atau memperkuat sambungan yang sudah ada.
Sel-sel neuron diciptakan Allah saat janin hanya berukuran 8 ons. Allah menyusun sel-sel neuron yang berguna untuk perkembangan sensori bayi pada usia kehamilan 24-26 minggu. Penyusunan akan berlangsung selama 2- 3 tahun.
Sistem sensori penciuman pendengaran dan rasa berkembang sejak dalam rahim. Perabaan atau vestibular dirangsang sesudah lahir. Sel-sel system penglihatan menciptakan lajur yang lebih jauh akan dirangsang pada saat lahir. Proses awal dari perkembangan penglihatan sangat penting bagi perkembangan bayi dan sangat berkaitan dengan perkembangan yang lainnya. Neuron-neuron yang dirangsang akan memberikan kesempatan belajar dikemudian hari. Neuron-neuron yang tidak dirangsang akan dilenyapkan melalui proses alamiah yang dikenal sebagai pemangkasan neuron.
Pada usia 3 bulan , otak bayi ditekankan pada bagian belakang otak ( lobus oksipital dimana fungsi penglihatan berada. Selama usia 8 bulan kehidupan , seluruh otak menunjukkan bukti dari kegiatan sinaptik, namun  bagian depan otak ( lobus prefrontal) juga secara jelas aktif dimana perencanaan penyelesaian masalah dan pengaturan emosi berada ( the Florida starting points initiative, 1997)
C.Anak Belajar sambil bermain
Alasannya karena dengan suasana nyaman dan menyenangkan maka proses pembelajaran pada anak cepat berkembang. Berikut adalah  bagian-bagian dari otak :

Batang Otak = bertahan
-    Dikenal sebagai Fight atau flight ( melawan /menghindar)
-    Apabila anak dalam keadaan tertekan , takut, terancam, maka hanya batang otaknya yang bekerja
-    Dalam kondisi ini anak tidak dapat belajar dengan baik
Limbik = emosi
-    Dikenal sebagai tempat rasa sayang
-    Apabila anak dalam kondisi nyaman , aman, dan menyenangkan, maka system limbiknya akan akan berkembang dengan baik
-    Dalam kondisi ini anak dapat belajar dengan baik
Korteks = tempat berpikir
-    Dikenal sebagai bagian kerja sekolah atau topi berpikir.
-    Merupakan pusat untuk berpikir
-    Jika system limbik menerima perasaan nyaman/ menyenangkan, maka lapisan ini dapat berkembang dengan baik
-    Bagian –bagian korteks :
Lobus depan : berpikir kritis dan menyelesaikan
Korteks Pradepan : Perencanaan dan berlatih gerakan- masalah gerakan selanjutnya;terhubung jke sistemlimbik untuk mengatur emosi
Korteks motorik : Gerakan-gerakan otot besar
Lobus Temporal ; Pendengaran bicara, bahasa dan komunikasi
Lobus Parietal ; Rangsangan dan kode-kode sensori
Lobus Oksipital : Penglihatan
Serebelum : Gerakan- gerakan yang dikerjakan tanpa sadar dan keseimbangan
Batang otak : Pertahanan informasi sensorimotor
System limbik ; pengatur emosi dan ingatan jangka panjang

D. Multiple intelligent
Setiap anak pada saat lahir sudah mempunyai potensi kecerdasan yang beragam hanya butuh stimuli untuk merangasang. Paling tidak beberapa kecerdasan menonjol dari kecerdasannya yang lain. Umumnya setiap orang minimal punya 3 kecerdasan yang menonjol daripada yang lainnya. Potensi kecerdasan pada anak atau kecerdasan jamak ada beberapa pendapat, namun lengkapnya adalah :
1.Kecerdasan gambar
biasa disebut visual spatial intiligent dimana kemampuan disini untuk menangkap gambar dan diingat-ingat, mengingat tata letak secara spesifik. Kecerdasan ini cocok untuk guide, arsitek ( sangat cerdas visualnya terutama membaca sudut pandang pada bangunan).
2.Kecerdasan orang
disebut Intrepersonal intelligent. Yaitu kemampuan orang untuk berinteraksi dengan orang lain dan lingkungannya. Dimana orang tersebut biasa menyesuaikan diri terhadap setiap karakter orang ;baik karakter galak, pemarah, ambisius, disiplin dll.
Kecerdasan tubuh
Disebut Kinestetic intelligent. Yaitu kecerdasan seseorang dalam bidang olahraga.kemampuannya berstrategi dan lincah serta lentur tubuhnya untuk melakukan berbagai macam olahraga.
Kecerdasan kata
Seseorang yang mempunyai kecerdasan ini cenderung menguasai bahasa, mereka cepat menguasai bahasa,suka dengan permainan bahasa, dan linguistik. Biasanya mereka adalah cerpenis, jurnalis,dll.
Kecerdasan Diri
Disebut Intrapersonal inteligent. Yaitu orang yang mampu mengerti dirinya sendiri ,mengendalikan emosinya, dan mampu menuangkan ide-idenya , menulis biografi dirinya.Pengarang ataupun penulis memiliki kecerdasan ini.
Kecerdasan suara
Music intelligent. Yaitu orang –orang yang dapat membedakan jenis-jenis suara, melodi dan menguasai alat-alat musik.

Kecerdasan alam
Disebut naturalis intelligent. Yaitu orang yang senang dengan perubahan alam dan paham tentang alam. Contoh petani,ahli geometrologi,nelayan ,dll
Kecerdasan spiritual
Spiritual intelligent. Yaitu orang yang paham tentang keyakinanya, yang senantiasa menerapkan nilai-nilai agama,dan moral serta sikapnya selalu dijaga.
Kecerdasan Angka
Disebut logika intelligent. Orang yang berlogika tinggi,logika matematikanya kuat, sangat terperinci, dan jelas.contohnya para ilmuwan matematika bahkan pembawa acara dapat dimasukkan apabila ia sangat terperinci membawakan acara.
11.Kecerdasan Ekstensial
Ekstensial intelligent. Yaitu orang-orang yang sudah memikirkan sebab-akibat, dan dapat menyelesaikan masalah dengan matematis.
E. Pendidikan bayi
Perkembangan anak-anak ialah kajian proses dan mekanisme yang bertindak sewaktu perkembangan fisikal dan mental seorang bayi menjadi orang dewasa. Perkembangan merujuk kepada perubahan fisikal, mental dan sosial yang dapat dijangkakan dalam kehidupan bayi. Perkembangan adalah faktor penting dalam kehidupan bayi. Proses ini tidak terus-menerus berkembang tetapi adakalanya maju ke hadapan dan ada kalanya pula menyusut perkembangan kognitif dan bahasanya.
Peringkat pembesaran
Sebagai pengaruh terbesar di dalam hidup anak, orangtua memainkan peranan penting dalam membangkitkan kebijaksanaan di dalam diri anak-anak dengan mendidiknya secara holistik dalam cara-cara seperti:
Memberikan makanan berkhasiat yang berkualitas;
Mewujudkan peluang dan ruang untuk perkembangan fisikal;
Memberikan panduan dan rangsangan yang sesuai untuk perkembangan kognitif;
Memberi galakan dan empati bagi melengkapkannya secara emosi dan sosial.
Selain itu, persediaan amat penting untuk menerima perubahan mengagumkan anak anda, dari seorang bayi kepada kanak-kanak kecil. Ini membolehkan anda membantunya mencapai kebolehan maksimumnya dalam empat bidang kepintaran pada setiap peringkat perkembangan.
Perkembangan dari Alam Bayi ke Alam Kanak-kanak Bertatih

Perkembangan dari Alam Bayi ke Alam Kanak-kanak Bertatih
 Jenis Perkembangan
1. Fisik
9 - 12 bulan
- Berangsur dari memegang barang dengan kedua-dua belah tangan ke memegang barang di antara jari telunjuk dan ibu jari

12 - 18 bulan
-Berdiri dengan berpegang ke sesuatu, dan mara secara perlahan-lahan

18 - 24 bulan
-Beransur dari langkah yang tidak stabil ke langkah terkedek kedek dengan -sendirinya
- Otot kecil di tangan, jari dan pergelangan tangan beransur kuat

24 - 36 bulan
 -Dapat mengawal mainan tunggangan yang stabil
 -Dapat membina menara mainan 4 - 6 tingkat dengan pantas
 -Mula menggolek, membaling dan menyepak bola
-Boleh melukis garisan dan menconteng
-Boleh mengabung beberapa kemahiran motor yang sukar bagi memanipulasi struktur permainan taman mainan dengan lebih yakin
2. kognitif
9 - 12 bulan
Mula bercakap dengan bunyi yang menyerupai satu suku kata, dan akan menyambungnya seperti gaya ucapan

12 - 18 bulan
Mula menunjukkan minat terhadap bakat
* Memahami arahan mudah seperti “Mari pada Mama”

18 - 24 bulan
Mula berminat untuk tahu bagaimana benda boleh muat ke dalam satu sama lain
* Suka memasukkan bentuk ke dalam rangka bentuk yang berpadanan
* Daya ingatan bertambah- mengetahui bahawa sesuatu yang tidak boleh dilihat masih wujud (kekekalan objek)

24 - 36 bulan
Dapat menyelesaikan susun suai gambar yang mudah
* Memahami konsep ‘sama dan lain’
* Boleh melakukan kraf yang mudah
3.emosi
9 - 12 bulan
 - Memberikan senyuman yang paling lebar kepada orang yang disukainya

12 - 18 bulan
-Mula berhati-hati terhadap orang yang tidak dikenali dan wajah yang jarang dilihat
-Menjadi lebih gelisah apabila dipisahkan dari orangtua
-Bertindak balas apabila namanya dipanggil

18 - 24 bulan
-Suka melihat ke dalam cermin dan mengenali bahagian tubuh badannya
-Mula mempunyai deria kawalan diri (mungkin memberi tindak balas terhadap perkataan “berhenti” dan “tunggu”

24 - 36 bulan

-Ingin berjaya dalam pelbagai tugas dengan sendiri
-Suka “berlakon”, terutamanya bermain permainan pakaian aneka ragam atau melakukan perkara “orang dewasa” seperti menjadi doktor hewan

4.Sosial.
9 - 12 bulan
- Menyukai permainan mudah seperti ba-baa-chak
12 - 18 bulan
Mulai bertepuk tangan bersama orang lain
18 - 24 bulan
Mulai menggunakan perkataan yang boleh difahami seperti “ba” untuk bola dalam berkomunikasi dengan orang lain *Mula menunjukkan empati terhadap orang lain, contohnya, memeluk anda ketika orang lain bersedih
24 - 36 bulan
Mulai bermain secara interaktif dengan kanak-kanak lain

Sumber: Dipetik dari majalah Mother & Baby , seperti yang disahkan oleh panel pakar di UK dan Malaysia

Perkembangan awal fisikal tidak semestinya menunjuk kecerdasan seseorang anak karena kematangan sistem saraf adalah berdasarkan sejarah keluarga. Penunjuk pada kecerdasan otak yang boleh dipercayai adalah senyuman awal, kepekaan, daya tumpuan dan ingatan yang baik, percakapan awal dan minat yang

meningkat terhadap permainan.
Sama ada kepintaran anak lebih nyata dalam satu bidang atau adalah seorang yang serba berkebolehan, penjagaan dan pemakanan yang berkualiti, disulami dengan penerimaan dan kasih sayang tidak berbelah bagi dari orangtua, pasti akan membantu anak membesar menuju ke arah kecemerlangan.
Ekoran daripada pendapat Head Start Project, (iaitu suatu projek kanak-kanak yang berusaha untuk memberi rangsangan dari peringkat seawal-awalnya), menunjukkan bahawa bakat bukanlah satu-satunya faktor yang boleh menentukan prestasi intelek seseorang itu kerana yang lebih penting lagi ialah pengalaman-pengalaman, kaedah-kaedah pembelajaran dan galakan yang diterimanya. Ramai para penyelidik menyatakan bahawa peringkat dua hingga tiga tahun adalah kritikal bagi perkembangan kognitif seseorang kanak-kanak itu.
Jika persekitaran atau cara bimbingannya sehingga peringkat umur ini rendah mutunya dari segi stimulasi, perkembangan kognitifnya tidak akan tercapai dengan optimum. Taman asuhan dan tadika yang ditubuhkan di merata-rata tempat di dunia dan di dalam negeri ini membayangkan bagaimana pentingnya persekitaran serta didikan untuk membentuk perkembangan intelek seseorang kanak-kanak itu.

Orangtua
Cara orangtua (parenting) yang positif yang boleh meninggikan keyakinan diri adalah sangat penting. Kanak-kanak yang mengalami kerosakan otak, walaupun terhadap keupayaannya akan boleh dipertingkatkan perkembangan kognitif dan bahasa bayi. kebolehannya untuk berdikari dan menyesuaikan diri di dalam masyarakatnya jika dia diberi bimbingan yang sesuai. Kebolehannya di dalam sesuatu aspek adalah penting dikesani sementara kelemahannya perlu diketahui supaya dia boleh diajar cara-cara untuk mengatasi kelemahannya itu.
Faktor musik
Musik bukan sahaja digemari oleh golongan remaja dan dewasa. Bayi dan kanak-kanak juga amat senang dan tenang dengan musik apabila musik yang digemari dipasang semasa mereka hendak tidur atau dalam kereta ketika dalam perjalanan untuk menuju ke sesuatu destinasi. Anak-anak selalunya akan memberikan reaksi yang berbeza terhadap pelbagai jenis bunyi musik. Faktor ini bergantung kepada tahap umur, keadaan dan ´mood´ mereka pada waktu itu. Justeru, penggunaan musik tidak hanya dihadkan kepada satu jenis musik sahaja, sebaliknya biar mereka mendengar pelbagai bentuk musik yang ada.
Kebanyakan orangtua menyedari bahawa bayi amat mudah dipujuk jika mereka menyanyi atau mendodoikan bayi perlahan-lahan sambil menepuk-nepuk punggung dan dadanya. Ini kerana bayi mempunyai kebolehan yang tersendiri untuk bertindak balas terhadap rangsangan bunyi dan sentuhan.
Jenis musik yang sesuai dan digemari oleh bayi dapat ditentukan dengan memastikan musik tersebut mesti dipasang ketika bayi dalam keadaan sedar dan jaga. Ini kerana pada waktu ini orangtua dapat melihat reaksi mereka apabila musik itu dipasangkan sama ada mereka suka atau tidak terhadap musik tersebut.
Bayi dalam rahim juga boleh memberi tindak balas terhadap musik yang mereka dengar. Menurut satu kajian, sekumpulan bayi yang ibunya mendengar musik setiap hari sehingga pada saat kelahiran kelahiran lebih mudah dipujuk dengan mendengarkan irama bertema selepas beberapa minggu dilahirkan. Perkara ini amat berbeza dengan bayi yang tidak mendengar musik - mereka kurang menunjukkan tidak balas.
Bayi selalunya gemar berbaring dan anda boleh menggerakkan anggota badan mereka sambil menyanyi, malah penggunaan instrumen musik seperti loceng digalakkan untuk merangsang pendengaran dan penglihatan mereka. Sehinggalah mereka memasuki zaman kanak-kanak, musik dan alatan musik sangat disukai oleh mereka dan mereka begitu gembira jika dapat mengikut beberapa perkataan yang dinyanyikan oleh anda serta boleh menggunakan alat musik yang terdapat di sekitar mereka.
Orangtua boleh menjadikan lagu dan musik sebahagian daripada masa bermain mereka dengan memasangkan kaset lagu kanak-kanak dan membaca bakat yang mempunyai gambar menarik dan berbunyi dapat menarik minat anak-anak terhadap membaca. Irama yang disertai senikata lagu akan membantu anak-anak mengembangkan kemahiran bahasa mereka.
Selain itu, musik yang didengari oleh anak-anak juga membantu mereka menghafal dan menajamkan fikiran. Sebagai contoh, nama para Nabi dan Rasul yang dinyanyikan amat mudah diingati oleh kanak-kanak berbanding sekiranya kita menyuruh mereka menghafal kesemua nama itu tanpa ada irama dan musik. Hal ini secara tidak langsung merupakan salah satu teknik kita mendidik anak-anak dan membantu mereka dalam proses pembelajaran, terutama yang melibatkan hafalan.
Musik juga membantu anak-anak menambahkan lagi kemahiran yang ada pada mereka. Ini kerana apabila mereka minat pada musik, kita akan membelikan satu jenis alatan atau instrumen musik untuk mereka berlatih menggunakan instrument tersebut. Secara tidak langsung mereka bukan sahaja boleh mendendangkan lagu tersebut dengan baik, malah mereka juga akan mahir menggunakan alat musik dan mampu mengenal nota-nota musik.

Personaliti kanak-kanak
Pakar kanak-kanak berpendapat perkembangan personaliti bayi bermula dari peringkat janin lagi. Bayi yang baru lahir seperti kain putih bersih. Ia dilengkapkan dengan semua pancaindera dan boleh berinteraksi dengan persekitarannya serta orang sekeliling terutama orangtuanya. Kebanyakan orang berpendapat bayi yang baru lahir sebagai pasif dan tidak berupaya mengenali orangtua serta persekitarannya.
Pada masa kini pakar perkembangan kanak-kanak menjelaskan bayi yang baru lahir sudah berupaya memberi tindak balas persekitaran dan perhatian ditunjukkan orang lain kepadanya. Ramai orangtua bertanyakan cara merangsang bayi. Kini jelas prestasi kognitif seseorang bayi boleh dipertingkatkan dengan memberi persekitaran yang penuh dengan rangsangan kepada kanak-kanak.
Stimulasi atau rangsangan ini perlulah ditunjukkan kepada kanak-kanak dari peringkat bayi lagi. Jika diperhatikan kelakuan bayi dalam beberapa hari dilahirkan kelihatan dia berada dalam beberapa keadaan iaitu tidur nyenyak, mengantuk, berjaga, memerhatikan sekitarnya dan menangis.
Keadaan sesuai bagi merangsang bayi ialah ketika masih sedar atau celik. Orangtua perlu faham masa sesuai untuk merangsang bayi kerana jika diteruskan tanpa mengambil kira kemampuannya ia boleh memberikan kesan negatif. Apabila bayi asyik memerhatikan wajah ibunya, ibu perlu bercakap dengannya, menyanyi, menunjukkan senyuman gembira atau mencium tubuh bayinya itu. Sewaktu menyusukan bayi boleh digunakan untuk merangsang bayi. Perkataan seperti “anak mak cantik’ dan “anak mak sayang” boleh digunakan bagi tujuan itu.
Orangtua digalakkan berbual dengan bermesra dengan bayi sewaktu dimandikan atau lampinnya ditukar. Jarak mata bayi dengan wajah ibunya ketika menyalin lampin sungguh sesuai untuk berinteraksi antara bayi dan ibu. Sambil menyalin lampin gunakan perkataan indah untuk merangsang minda bayi seperti “ cantiknya anak ibu” dan “wanginya anak ibu”. Bahasa digunakan orangtua setiap hari dapat membentuk minda bayi membentuk bahasanya. Orangtua perlulah faham mereka seharusnya memberikan perhatian terhadap perkembangan bahasa bayi dan membantunya dengan berbual mesra.
Bahasa penting untuk seseorang mempelajari keadaan sekelilingnya kerana melaluinya kanak-kanak boleh melafazkan kehendaknya, bertanya, meminta dan mengeluarkan pandangan berhubung sesuatu perkara. Bayi yang selalu menangis tentu kurang berkebolehan menerima persekitaran serta orang sekelilingnya. Ada orangtua yang membiarkan anak menangis sendirian dan cara itu perlu dielakkan. Sebaiknya, orangtua memujuk dan memahami apakah yang diperlukan anak mereka atau mendodoi dengan mesra.Bermain dengan bayi amat digalakkan. Jarinya boleh dicium dan kedua tangannya ditepuk supaya mindanya terangsang serta berasa gembira.
Selain itu, persekitaran bayi boleh diperkayakan dengan melakukan pelbagai bunyi menarik seperti lagu dari peti musik atau gambar berwarna warni. Malah musik klasik cukup banyak memberi impak yang besar untuk perkembangan kognitif dan bahasa bayi. Seorang profesor musik di Kolej Musik Kunitachi, Jepun mengatakan musik klasik adalah penting untuk membesarkan anak-anak.Berdasarkan kajian-kajian yang dijalankan, musik tersebut mempunyai tiga kesan positif untuk ibu dan bayi yang dikandung. Pertama, musik klasik membantu menghasilkan gelombang alpha otak yang mana kita memilikinya ketika sedang santai atau merasa selesa. Oleh kerana janin amat dipengaruhi oleh keadaan ibu, rasa relaks, tenang dan selesa semasa mendengar musik klasik akan memberi kesan positif kepada bayi juga. Kesan positif kedua ialah musik klasik turut membantu perkembangan otak janin kerana ia boleh mendengar termasuk di dalam air. Jadi, sekiranya kita memainkan musik untuk janin, ia akan memberi ransangan kepada otak untuk berkembang dengan lebih baik.Kesan ketiga pula ia membantu ibu mengeluarkan lebih banyak hormon yang diperlukan oleh janin mahu pun diri sendiri.Malah, kajian terbaru juga mendapati musik klasik adalah antara jalan yang paling sesuai untuk bayi bersedia dengan masa depan.
Memberikan makanan berkhasiat yang berkualiti untuk perkembangan kognitif dan bahasa bayi Kajian Prof Mark Rosenweig dari U.C.L.A dari Amerika Syarikat, menunjukkan ramisaraf dendrit boleh digalakkan pertumbuhannya. Samalah halnya dengan pokok yang boleh menggalakkan pertumbuhan ranting-ranting dengan memberikan zat makanan dalam bentuk baja, maka ramisaraf dendrit yang menyerupai ranting-ranting pokok itu pun boleh digalakkan tumbuh subur dengan memberikan zat makanan yang disebut nutrien saraf. Nutrien saraf merupakan zat khusus untuk tujuan menggalakkan ramisaraf dendrit tumbuh subur.
Menurut Dr W.H Schuessler, seorang pakar biokimia bangsa German menyatakan bahawa saraf di otak memerlukan beberapa nutrien atau zat tertentu untuk dapat berfungsi dengan sempurna. Nutrien atau zat yang sesuai untuk otak ialah jenis garam tisu biokimia. Setelah menjalankan kajian mengenai fungsi otak dan hubungannya dengan makanan.
Pergerakan dan persekitaran mendedahkan ibu dengan kuman yang boleh memberi kesan kepada bayi sebelum dilahirkan. Dalam keadaan ini, rahim bertindak melindungi bayi dari kuman. Selepas kelahiran, perlindungan kepada bakteria dan parasit diperoleh pula dari susu ibu. Beberapa bahan dalam susu ibu bukan saja berupaya menentang penyakit tetapi sesetengahnya menguatkan lagi pembentukan sistem imun bayi. Ia memberi kesihatan yang baik kepada bayi walaupun selepas dia tidak lagi menyusu.
Ini kerana susu ibu memiliki ramuan terbaik untuk pertumbuhan bayi dari jumlah asid lemak, laktosa, air, asid amino untuk pencernaan, pertumbuhan minda bayi dan mengandungi antibodi. Selain membantu perkembangan retina dan memberi perlindungan kepada sistem saraf tengah bayi. Ia juga membawa enzim pencernaan yang membantu bayi mencerna nutrisi dalam susu. Justeru, ia berupaya memberi bayi imuniti terhadap jangkitan dan penyakit seperti otitis media, pneumonia, mengurangkan masalah jangkitan darah dan radang otak. Malah dalam satu kajian di Denmark, susu ibu memberi kesan pada pembentukan minda dan meningkatkan perkembangan kognitif bayi dan bahasa bayi.
Kajian mengesahkan bahawa nutrien dalam susu ibu dan genetik mempunyai kesan terhadap IQ. Kanak-kanak kecil (bayi) yang tidak mendapat susu ibu akan lebih menyebabkan IQ mereka rendah, tahap pencapaian pendidikan rendah dan rendah dalam pergaulan sosialnya.

Belajar sambil bermain
Pada peringkat perkembangan 6 bulan pertama, bayi banyak belajar daripada persekitarannya terutama melalui interaksi antara anda dengannya. Satu perkara penting yang perlu diberi perhatian adalah bayi belajar melalui permainan. Setiap kali anda bermain ataupun berinteraksi dengan bayi, anda sebenarnya mengajarnya lebih banyak perkara mengenai diri anda, dirinya sendiri dan persekitarannya.
Setiap aktiviti permainan mudah seperti menggoncangkan alatan yang berbunyi memberi kesan terhadap perkembangan derianya. Bayi belajar memfokus penglihatan dan pendengarannya terhadap objek berkenaan. Sekiranya aktiviti ini diulang-ulang, bayi akan belajar menggoncang alatan dan menyebabkan berlaku kebisingan.
Antara perkara yang boleh anda lakukan dalam ‘mengajar’ bayi anda adalah:
•    Lakukan aktiviti yang boleh merangsang 5 deria utama manusia iaitu penglihatan, pendengaran, rasa, bau dan sentuhan.
•    Sentiasa memberi perhatian padanya melalui eye contact semasa bercakap dan bermain dengannya.
•    Bantu perkembangan bahasa dan visualnya dengan menunjukkan padanya sesuatu objek nyata seperti botol, menerangkan padanya mengenai objek berkenaan dan sentuhkan tangannya ke objek itu.
•    Ajarkan mengenai kepelbagaian emosi dengan menggayakan ataupun membuat mimik muka seperti gembira, sedih dan sebagainya.
•    Perkenalkan kepelbagaian padanya dengan menunjukkan objek yang sama dalam warna dan bentuk berbeza ataupun menyanyi pelbagai lagu supaya bayi tidak mudah bosan.
•    Beri respons terhadap sebarang pergerakannya. Contohnya sekiranya bayi menangis, dakaplah bayi dan sekiranya bayi tersenyum, senyum dan ketawa bersamanya. Ini akan memberi bayi keyakinan ia boleh mengawal persekitarannya.
Bayi Baru Lahir Hingga 4 Bulan
Pada peringkat ini, berikan peluang kepada bayi anda bagi menerka persekitarannya menggunakan kekuatan ototnya. Perhatikan apabila bayi menangis, ia akan menggerak-gerakkan kakinya seperti menendang dan menggapai-gapaikan tangan-nya. Pergerakan ini sebenarnya adalah satu stimulasi dan kesan daripada aktiviti penerokaannya menggunakan ototnya. Elakkan daripada terlalu melindunginya dengan sentiasa mendukungnya kerana ia membantutkan usaha penerokaannya. Letakkan bayi anda di atas lantai dan biarkan dia meneroka kekuatan kaki, tangan dan kepalanya. Sekiranya anda mampu, anda boleh menghiasi persekitaran penerokaannya dengan pelbagai permainan yang pelbagai warna dan corak. Hati-hati dengan barang permainan kerana dikhuatiri akan menjerut lehernya ataupun mengakibatkannya tercekik. Antara aktiviti permainan mudah yang boleh anda lakukan dalam merangsang bayi anda adalah: Gerakkan lidah anda ke luar dan ke dalam beberapa saat. Berikan sedikit masa kepada bayi anda meniru lagak anda.
Sentuh anggota badannya seperti menggeleteknya. Per-hatikan responsnya. Sekiranya bayi anda sudah belajar cara untuk senyum, anda akan dapat melihat senyuman di bibirnya. Tambahkan pengalaman pembelajarannya dengan mem-bawanya keluar bersiar-siar di halaman rumah anda ataupun membawanya melawat pelbagai tempat di dalam rumah sendiri sama ada dapur, ruang tamu, bilik tidur dan sebagainya.
Bayi 4 bulan hingga 6 bulan
Pada peringkat ini, deria penglihatan bayi sensitif terhadap cahaya dan warna. Walaupun fokus penglihatannya masih belum membangun sepenuhnya, bayi mampu melihat dalam jarak yang dekat. Koordinasi otot tangannya juga sedang berkembang pesat. Sesetengah bayi sudah mampu memegang objek tertentu di tangannya.
Pada masa inilah, anda seharusnya memperkenalkan padanya pelbagai tekstur objek sama ada licin, kesat dan sebagainya. Antara aktiviti yang boleh anda lakukan bersama bayi anda adalah:
•    Galakan bayi menyentuh pelbagai jenis objek yang mempunyai pelbagai tekstur seperti kain sutera yang lembut, tuala, permaidani yang berbulu halus dan lembut, kotak dan sebagainya.
•    Berikan mainan yang membuat bunyi bising seperti itik yang berbunyi sekiranya ditekan.
Dapatkan objek pelbagai bentuk seperti bulat, tiga segi, empat segi dan sebagainya.
Bayi 6 bulan hingga 1 tahun
Keadaan fisik bayi adalah stabil pada masa ini. Kepalanya lebih tegap malah boleh digerakkan ke pelbagai arah. Kemampuan verbalnya juga begitu menggalakkan. Bayi akan cuba meniru pergerakan bibir anda, tanda ia bersedia untuk bercakap, walaupun dalam bahasa bayinya sendiri.
Antara aktiviti yang boleh anda lakukan bersama bayi anda adalah:
•    Dapatkan mainan yang ada elemen memeranjatkan. Contohnya, kotak yang apabila dibuka akan mengeluarkan badut dan sebagainya. Namun begitu, berhati-hati, kerana dikhuatiri bayi anda terperanjat sehingga mencederakannya ataupun melukakan dirinya.
•    Anda boleh memperkenalkan musik kepadanya. Dapat-kan alat mainan seperti drum, tamborin dan sebagainya.
•    Ajarkan kepada bayi anda bermain sorok-sorok. Permainan di mana sorokkan mainan kegemarannya di bawah tilam dan lihat reaksinya.
Bahasa digunakan orangtua setiap hari dapat membentuk minda bayi membentuk bahasanya. Orangtua perlulah faham mereka seharusnya memberikan perhatian terhadap perkembangan bahasa bayi dan membantunya dengan berbual mesra. Bahasa juga penting untuk seseorang mempelajari keadaan sekelilingnya kerana melaluinya kanak-kanak boleh melafazkan kehendaknya, bertanya, meminta dan mengeluarkan pandangan berhubung sesuatu perkara.
Bayi yang selalu menangis tentu kurang berkebolehan menerima persekitaran serta orang sekelilingnya. Ada orangtua yang membiarkan anak menangis sendirian dan cara itu perlu dielakkan. Sebaiknya, orangtua memujuk dan memahami apakah yang diperlukan anak mereka atau mendodoi dengan mesra.
Bermain dengan bayi amat digalakkan. Jarinya boleh dicium dan kedua tangannya ditepuk supaya mindanya terangsang serta berasa gembira. Selain itu, persekitaran bayi boleh diperkayakan dengan melakukan pelbagai bunyi menarik seperti lagu dari peti musik atau gambar berwarna warni. Untuk merangsang bayi orangtua digalakkan berkomunikasi, menyanyi atau membaca bagi membantu proses perkembangan bahasa dan minda.
Justeru itu, orangtua digalakkan menggunakan perkataan yang sesuai ketika berinteraksi. Apabila perkembangan bahasa kanak-kanak dipercepatkan, prestasi perkembangan kognitif atau inteleknya turut meningkat dari semasa ke semasa.
   
BAB II
KOMUNIKASI DALAM PENGASUHAN ANAK

Komunikasi dengan anak sangatlah penting, bahkan sejak dalam kandungan pun anak sudah bisa mengenal suara. Maka dari itu dianjurkan mengucap yang baik-baik di dekat ibu hamil.
Dengan komunikasi kita bisa mengendalikan diri sendiri, setelah kita dapat mengendalikan diri sendiri dengan kemampuan intrapersonal komunikasi kita, maka kita pun dapat mengendalikan orang lain dengan kemampuan interpersonal komunikasi kita.
Komunikasi sendiri berarti menyampaikan pesan atau informasi dari komunikator( pemberi Pesan) kepada komunikan ( atau penerima pesan) yang diharapkan ada kesamaan makna dan feed back ( timbal balik) sesuai yang diharapkan.
A. Cara anak berkomunikasi
Dengan menggunakan bahasa verbal dan bahasa tubuhnya. Namun anak biasanya 58% menangkap feed back dengan  memperhatikan bahasa tubuh orang dewasa.
Perkembangan bahasa diperluas guru/ orang dewasa melalui modeling atau pengkodean kegiatan
Kemampuan bahasa anak terus didorong untuk membantu anak dalam memecahkan masalahnya dan berhubungan dengan oranga lain.

B. Kemampuan Bahasa untuk memecahkan masalah  pada anak-anak
Pasif
 Ketika mereka masih bayi maka mereka pasif
2.Serangan fisik
ketika mereka mulai merasa tidak enak, mereka bisa mengucapkan kata’…ih…”
3.Serangan bahasa
ketika anak tidak menerima perlakuan ibunya, misal anak berucap “ Mama jelek!”
4. Penguasaan bahasa.
Ketika anak sudah bisa menguasai bahasanya,contoh “ Bu guru bolaku diambil sama Kaka…”


5.Ketrampilan Pemecahan masalah
Anak sudah menguasai bahasa dan mampu menyelesaikan masalahnya sendiri bersama teman-temannya.contoh : “ maaf ya bu guru, ini masalah kita….bukan masalah bu guru “

C. Teknik Berkomunikasi dengan anak
Tidak berbicara dengan tergesa-gesa
Sebab :    -kemampuan anak terbatas
-tidak ada kesempatan untuknya beranalisa
akibatnya    - anak tidak memahami pesan sehingga orang dewasa jadi emosi

Membaca bahasa tubuh anak
Sebab:    - bahasa tubuh tidak bisa berbohong , lebih nyata
Akibat:    -kita tidak akan bisa memahami anak bila tidak tahu arti bahasa                             tubuhnya
-anak jadi lebih mudah emosi

Mendengarkan Perasaan anak
Sebab:    -jeritan / perasaan anak biasanya nyata. Contoh : ‘aduh, sakit, Ma”
 Kita harus bisa membuat saluran emosi buat anak, karena mereka belum tahu menyalurkan emosi. Cara kita yaitu dengan merangsang kemampuan  bahasa verbalnya dengan lebih tinggi. Misalnya ; tandai pesan, jangkau rasa, buka komunikasi dengan empati.

Hindari 12 gaya popular ( gaya turun –menurun dari orang tua)
-memerintah        -menyalahkan
-meremehkan        -membandingkan
-mencap        -mengecam
-menyindir        -menasehati
-membohongi        -menghibur
-mengkriktik        -menganalisa
akibat gaya ini anak akan tidak percaya pada perasaannya sendiri dan menjadi tidak percaya diri dan kurang tepat dilakukan orang tua saat memecahkan masalah dengan anaknya.
Mendengarkan aktif
Dengan tujuan agar kita bisa membangun hubungan social , membangun pada anak.
Caranya dengan kita menjadi cermin yang memantulkan perasaan anak , kita berbicara langsung pada anak
Contoh: kamu….(perasaan) karena…..( masalah)?
Kamu sedih ya belum dijemput?
Adek senang ya , ayah pulang?

Menentukan masalah siapa.
Sebab:    - tidak semua bantuan kita diperlukan anak
Akibat:    - anak tidak terbiasa mengatasi masalahnya sendiri
`        - anak ketergantungan
- anak tidak memiliki ketahanan mental
     - anak tidak terlatih mengambil keputusan


Gunakan pesan saya
Tujuannya agar ia memahami pesan orang lain
Contoh ; mama……(perasaan kita) kalau……( kode perilaku)
    karena….(konsekuensi yang ditanggung anak).
contoh real: mama cemas kalau adek lari-lari dekat kolam nanti adek bisa terjatuh dalam kolam.
Perasaan positif         Perasaan negatif
Senang                sedih        benci
Bahagia            cemas        dendam
Ceria                menyesal    gelisah
Riang                marah        bete
Gembira            khawatir    bosan
Berseri-seri            kecewa        jengkel
Supaya perasaan anak dapat dikelola dengan wajar.


BAB III
PAUD di Indonesia
A. Bentuk Satuan Pendidikan Anak Usia Dini
Menurut Pasal 28 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bentuk satuan pendidikan anak usia dini dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
Jalur Pendidikan Formal
Terdiri atas Taman Kanak-kanak dan Raudhatul Atfal. Taman Kanak-kanak dan Raudhatul Atfal dapat diikuti anak usia lima tahun keatas. Termasuk disini adalah Bustanul Atfal.
Jalur Pendidikan Non Formal
Terdiri atas Penitipan Anak, Kelompok Bermain dan Satuan PAUD Sejenis. Kelompok Bermain dapat diikuti anak usia dua tahun keatas, sedangkan Penitipan Anak dan Satuan PAUD Sejenis diikuti anak sejak lahir, atau usia tiga bulan.
Jalur Pendidikan Informal
Terdiri atas pendidikan yang diselenggarakan di keluarga dan di lingkungan. Ini menunjukkan bahwa pemerintah melindungi hak anak untuk mendapatkan layanan pendidikan, meskipun mereka tidak masuk ke lembaga pendidikan anak usia dini, baik formal maupun nonformal.
B. Penanganan PAUD di indonesia oleh Direktorat PAUD
Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, pemberian bimbingan teknis, dan evaluasi di bidang pendidikan anak usia dini. 
Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini menyelenggarakan fungsi :
a.  penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang pendidikan anak usia dini
b.  penyiapan bahan perumusan standar, kriteria, pedoman, dan prosedur di
     bidang pendidikan anak usia dini;
c.  pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pendidikan anak usia dini
d.  pelaksanaan pemberdayaan peranserta masyarakat di bidang pendidikan
     anak usia dini;
e. pelaksanaan urusan ketatausahaan Direktorat.
Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini terdiri atas:
a.     Subdirektorat Taman Penitipan Anak
b.     Subdirektorat Kelompok Bermain
c.     Subdirektorat Satuan Pendidikan Anak Usia Dini Sejenis
d.     Subdirektorat Kemitraan
e.Subbagian Tata Usaha.

 C. Macam- macam model pendidikan selama ini :
 Pendidikan Klasik: Pencetak Manusia Fotokopi
Model pendidikan ini merupakan model pendidikan tertua yang bertolak dari asumsi bahwa pendidikan berfungsi memelihara, mengawetkan, dan meneruskan semua warisan budaya terdahulu kepada generasi berikutnya. Dengan demikian guru tak perlu repot dan susah susah mencari dan menciptakan pengetahuan, konsep, dan nilai nilai baru, karena semuanya telah tersedia.
Model ini lebih menekankan pada isi pendidikan daripada proses atau bagaimana mengajarkannya dan menekankan perkembangan segi segi intelektual [to develop the mind (Hutchins dalam Oliva, 1992)] daripada emosional, psikomotor, dan sosial siswa. Guru bertugas memilih dan menyajikan materi ilmu yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik. Guru adalah juga sebagai ahli dalam bidang ilmu dan juga contoh atau model nyata dari pribadi yang ideal. Sedangkan siswa merupakan penerima pengajaran yang baik, yang sesungguhnya sebagai penerima informasi yang pasif.

Kurikulum yang dihasilkan oleh model pendidikan ini adalah Kurikulum Subjek Akademik yang digunakan di banyak negara, juga Indonesia. Kurikulum ini juga disebut separated subject curriculum karena terdiri dari mata mata pelajaran yang terpisah pisah, atau disebut pula subject centered curriculum karena berpusat pada mata pelajaran.
 Kurikulum ini mencoba mengutamakan beberapa hal seperti tersebut berikut ini
Semua bahan telah tersedia secara logis dan sistematis (dari yang sederhana sampai dengan yang kompleks), sehingga pengembang kurikulum dan guru tinggal memakainya.
Siswa dilatih berpikir secara sistematis dan logis yang diharapkan dapat memecahkan masalah dengan baik.
Kurikulum ini mudah disusun, ditambah, dikurangi, dan direorganisasi.
Penilaian hasil belajar dapat dilakukan secara mudah.
Sebagai "sandaran" bagi orang tua ketika mereka bercita cita agar anaknya melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, karena organisasi kurikulumnya sama dari SD hingga PT.
Mudah digunakan oleh guru, yang ketika mereka berstatus sebagai siswa/mahasiswa juga berasal dari pendidikan yang menggunakan kurikulum ini.


 Di lain pihak memiliki konsekwensi konsekwensi sebagai berikut:
Mata pelajaran yang disajikan terpisah pisah, tak berhubungan satu sama lain (fragmentaris), yang mengakibatkan siswa bingung menghadapi permasalahan di dunia nyata yang integrated tanpa memperhatikan batas batas pengetahuan. Keterpisahan tersebut bertentangan dengan dunia nyata.
Tidak kontekstual dengan kehidupan sosial siswa.
Meskipun mata pelajaran disajikan secara logis namun sering kali tidak diminati oleh siswa karena kurang memperhatikan faktor minat.
Kepribadian siswa dapat rusak karena lebih menekankan pafa faktor intelektual dan mengesampingkan emosional (afektif) dan psikomotor.
Siswa kurang berkembang kemampuan berpikirnya dan cenderung menghapal karena pertanyaan pertanyaan dan soal soal yang mereka hadapi telah mempunyai jawaban tertentu (manusia foto kopi).
Cenderung statis dan ketinggalan zaman.
Kreativitas guru tidak berkembang karena kurikulum yang digunakan sudah siap pakai.

Pendidikan Teknologis. Pencetak Cyborg (3)
Model ini dipengaruhi oleh perkembangan ilmu dan teknologi yang menganggap bahwa kehidupan selalu berkembang dan berubah sehingga model ini mengutamakan segi segi empiris, informasi objektif yang dapat diamati dan diukur serta dihitung secara statistik. Hal hal yang bersifat kualitatif dan spiritual kurang dihargai, dan sangat menekankan peranan lingkungan yang menentukan perilaku manusia [Man totally determined by his environment' (Skinner dalam Saodih, 2000)]. Menurut model ini pula, bahwa pendidikan adalah ilmu bukan seni, pendidikan adalah cabang dari teknologi ilmiah yang salah satu ciri utamanya adalah efisiensi.
 Isi pendidikan di dalam model ini dipilih oleh tim ahli bidang bidang khusus yang berupa data objektif serta keterampilan keterampilan yang mengarah kepada kemampuan vocational, Dalam penyampaian isi pendidikan media elektronik (audio visual, komputer) sangat berperanan. Bahkan dapat dikatakan bahwa peranan guru digantikan sebagian oleh media tersebut.
Model pendidikan ini salah satunya melahirkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (4) di Inggris dikenal dengan Competency Based Education and Training; di AS disebut dengan Performance Based Education (Burke, 1995) (5) yang menekankan kompetensi dan kemampuan kemampuan praktis. Materi disiplin ilmu (teori) dipelajari sejauh mendukung penguasaan kemampuan-kemampuan tersebut dan disusun terjalin di dalamnya.
 Beberapa ciri dari kurikulum tersebut adalah:
Tujuan diarahkan pada penguasaan kompetensi, yang dirumuskan dalam bentuk perilaku (terinci dan dapat diamati atau diukur).
Metode merupakan kegiatan pembelajaran yang sering dipandang sebagai proses mereaksi terhadap perangsang perangsang yang diberikan dan apabila terjadi tanggapan yang diharapkan maka tanggapan tersebut diperkuat (prinsip behavioristik).
Pengajaran bersifat individual dan harus menguasai setiap tugas secara tuntas (mastery learning).
Evaluasi (formatif dan sumatif) dilakukan setiap saat yang biasanya berupa tes objektif.
Kurikulum ini mengutamakan:
Setiap siswa dapat menguasai tugas pada tingkat penguasaan/keahlian yang tinggi (95-100% keahlian) jika diberikan dengan pengajaran yang bermutu tinggi dan waktu yang cukup (tak ada istilah tidak lulus).
Setiap siswa diberi kesempatan pengayaan (enrichment) dan perbaikan (remedial) sehingga setiap, siswa dapat mencapai tingkat kompetensi yang telah ditetapkan sebelumnya meskipun dengan waktu yang berbeda-beda.
Berfokus pada siswa (student centered learning). Ini berarti bahwa guru dituntut memperhatikan secara individual pencapaian penguasaan materi pelajaran oleh siswa, yang kemudian hal tersebut dijadikan masukan untuk melaksanakan enrichment atau remedial.
Cenderung mengikuti perkembangan keilmuan dan keterampilan yang paling baru yang ada di masyarakat (dunia kerja) dan segera diterapkan di dalam pengajaran (upaya ini dilakukan agar tak terjadi gap antara pendidikan dengan dunia kerja).
 Konsekwensi konsekwensi Kurikulum Berbasis Kompetensi ini adalah:
Tidak bisa digunakan untuk mengajarkan bahan ajar yang kompleks atau membutuhkan penguasaan tingkat tinggi (analisis, sintesis, dan evaluasi), juga yang bersifat afektif.
Tidak bisa digunakan untuk mengaijarkan bahan ajar yang bermuatan kreativitas.
Tidak mengakomodir ungkapan diri (self expression) siswa,
Menghilangkan pewujudan diri (depersonalization).
Hilangnya sentuhan rasa kemanusiaan (human).
Siswa harus tunduk kepada segala hal yang telah digariskan oleh kurikulum [berperan sebagai passive recipient of knowledge (Lapp et al., 1975)].
Menolak hal hal yang tak dapat diamati secara kasat mata misaInya spiritualitas (6).

Pendidikan Holistik: Penumbuh Spiritualitas
Pendidikan harus dipahami sebagai seni untuk penumbuhan dimensi moral, emosional, fisikal, psikologikal serta spiritual dalarn perkembangan anak. Setiap anak tidak sekedar hanya pekerja di masa depan; kecerdasan dan kemampuannya jauh lebih kompleks daripada angka angka nilai dan tes tes yang telah distandarisasikan. Demikian prinsip dari pendidikan holistik.
 Pendidikan holistik beranggapan dasar bahwa setiap pribadi akan menemukan identitas, makna, dan tujuan hidupnya melalui hubungan dengan komunitas, dunia alamiah, dan nilai nilai spiritual seperti keharuan dan perdamaian/kerukunan. Yang bukannya dikemas di dalam sebuah kurikulum dan pengajaran akademis yang kaku melainkan melalui hubungan langsung dengan lingkungan [Help the person feel part of the wholeness of universe, and learning will naturally be enchanted and inviting (Montessori)].
 Pendidikan holistik sangat menekankan pada kolaborasi daripada kompetisi sehingga siswa merasakan hubungan manusiawi di antara mereka. Melalui pengalaman kehidupan nyata, peristiwa peristiwa langsung yang diperoleh dari pengetahuan kehidupan, guru dapat menyalakan/menghidupkan cinta akan pembelajaran. Dengan mendorong refleksi dan bersoal-jawab daripada mengingat secara pasif tentang fakta fakta, guru dapat menjaga "kobaran kecerdasan sang siswa" tetap hidup. Ini jauh lebih bermanfaat dibanding keterampilan pernecahan masalah yang bersifat abstrak. Dengan menghargai keragaman dan menolak label bagi anak seperti hiperaktif, gangguan belajar, guru dapat menarik keluar bakatt bakatt unik yang ada di dalam diri jiwa setiap anak.
 Guru holistik percaya bahwa manusia adalah kesatuan eksistensial yang tercipta dari begitu banyak lapisan makna sebagai makhluk biologikal, makhluk ekologikal, makhluk berdimensi psikologikal dan emosional yang hidup di dalarn lingkungan ideologikal, sosial dan budaya serta memiliki inti spiritualitas. Manusia adalah makhluk hidup yang kompleks karena interaksinya dengan semua keragaman makna. Sehingga pendidikan berkewajiban memelihara pengembangan keseluruhan dan keutuhan manusia tersebut.
Pendidikan haruslah menciptakan sebuah komunitas pembelajaran yang dapat merangsang pertumbuhan kreativitas pribadi, dan keingintahuan dengan cara berhubungan dengan dunia. Dengan demikian mereka (siswa) dapat menjadi pribadi pribadi yang penuh rasa ingin tahu yang dapat belajar apapun yang mereka butuh ketahui dalam setiap konteks baru.
 Model pendidikan holistik ini melahirkan Kurikulum Holistik yang memiliki ciri ciri:
Spiritualitas adalah jantung dari setiap proses dan praktek pembelajaran.
Pembelajaran diarahkan agar siswa menyadari akan keunikan dirinya dengan segala potensinya. Mereka harus diajak untuk berhubungan dengan dirinya yang paling dalarn (inner self, sehingga memahami eksistensi, otoritas, tapi sekaligus bergantung sepenuhnya kepada pencipta Nya.
Pembelajaran tidak hanya mengembangkan cara berpikir analitis/linier tapi juga intuitif.
Pembelajaran berkewajiban menumbuhkembangkan potensi kecerdasan ganda (multiple intelligences).
Pembelajaran berkewajiban menyadarkan siswa akan keterkaitannya dengan komunitasnya sehingga mereka tak boleh mengabaikan tradisi, budaya, kerjasama, hubungan manusiawi, serta pemenuhan kebutuhan yang tepat guna (jawa: nrimo ing pandum; anti konsumerisme).
Pembelajaran berkewajiban mengajak siswa untuk menyadari hubungannya dengan bumi dan "masyarakat" non manusia seperti hewan, tumbuhan, dan benda benda tak bernyawa (air, udara, tanah) sehingga mereka memiliki kesadaran ekologis.
Kurikulum berkewajiban memperhatikan hubungan antara berbagai pokok bahasan dalam tingkatan transdisipliner8, sehingga hal itu akan lebih memberi makna kepada siswa.
Pembelajaran berkewajiban menghantarkan siswa untuk menyeimbangkan antara belajar individual dengan kelompok (kooperatif, kolaboratif, antara isi dengan proses, antara pengetahuan dengan imajinasi, antara rasional dengan intuisi, antara kuantitatif dengan kualitatif.
Pembelajaran adalah sesuatu yang tumbuh, menemukan, dan memperluas cakrawala.
Pembelajaran adalah sebuah proses kreatif dan artistik.
Kesepuluh ciri tersebut sekaligus menjadi keunggulan dari Kurikulum Holistik. Dengan memperhatikan secara lebih seksama, jelas kurikulum ini sangat dibutuhkan bagi Indonesia yang sedang mengalami kemerosotan moral, ekologikal, serta spiritual.
Seni Holistik: Penggalian Metodologi Pembelajaran Holistilk

D. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 1 - 6 Tahun)
 (Taman Toddler - Taman Bermain - Taman Kanak-kanak) 
 PENDIDIKAN Anak Usia Dini (PAUD), adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun - ada juga yang mengelompokkannya sampai delapan tahun.   Hal itu dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut di SD. PAUD merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik dan kecerdasan: daya pikir, daya cipta, emosi, spiritual, berbahasa/komunikasi, sosial.
Oleh masyarakat, PAUD diindentikkan pendidikan TK. Tentu pendapat ini kurang tepat mengingat pendidikan TK hanya dialami anak satu atau dua tahun. Itu pun jika anak sempat mengalami pendidikan TK. Mengingat batasan PAUD adalah usia anak sejak lahir hingga enam tahun, PAUD lebih banyak dilaksanakan keluarga. Dengan demikian, keluargalah yang paling bertanggung jawab pada PAUD.
Walau demikian, tentu peran masyarakat tempat anak itu tumbuh tidak sedikit. Jika budaya di suatu masyarakat (masa lalu) pernah kita dengar ada si tukang cerita atau pendongeng, hal ini merupakan PAUD yang sangat efektif dalam memberi berbagai kecerdasan kepada anak usia dini - pada masa itu. Di Bali, misalnya, orang-orang yang kini sudah menjadi orang tua atau kakek-nenek tentu masih merasakan betapa senangnya jika mendengar satua sebelum tidur. Sayang, sejak hadirnya TV budaya kegiatan masatua makin langka.
Di beberapa tempat pada masa lalu, anak beberapa keluarga biasa berkumpul untuk mendengar cerita kakek yang pintar mendongeng. Akhirnya anak-anak tidur bersama. Besoknya, anak-anak tersebut juga menciptakan permainan secara bersama - mengalami proses belajar bagaimana bekerja sama. Secara bersama-sama pula anak-anak itu membuat barong-barongan, bade-badean, rumah-rumahan, ogoh-ogoh. Beberapa cara model pembelajaran bekerja sama itu masih ada pada masa sekarang, misalnya membuat ogoh-ogoh menjelang hari raya Nyepi. Apa pun yang mereka lihat dan yang dikerjakan orang dewasa, si anak terdorong menirunya.
Kini zaman sudah berubah. Kita sudah sampai pada zaman teknologi canggih. Sayang kita kurang siap memanfaatkannya. Mestinya peran si tukang cerita yang hampir punah itu digantikan dengan penggalakan aktivitas budaya baca bagi orangtua - sebagai model yang dapat ditiru anak. Namun, kenyataannya terbalik. Minat baca masih kurang. Kurangnya aktivitas membaca orang dewasa adalah salah satu indikasi, kita tidak tahu banyak tentang kemajuan suatu ilmu serta kurangnya wawasan tentang perikehidupan yang beradab.
Bagaimana si anak usia dini mencari model untuk mengembangkan daya imajinasi seperti zaman dulu yang diberikan si tukang cerita itu? Bukan pekerjaan mudah pada masa kini mencari pengganti si tukang cerita. Untuk berperan sebagai tukang cerita, TV belum bisa menggantikannya. Bahkan “si kotak ajaib” itu sering kurang memiliki perasaan ketika mengajak anak-anak berimajinasi lewat film yang ditayangkan. Justru yang disajikannya berupa rangsangan agar anak menjadi konsumen produk tertentu, bahkan tidak jarang hal itu menyesatkan anak dan orang dewasa. Akibatnya, si anak minta barang mainan yang sudah jadi dan sudah tentu tidak menggugah daya-ciptanya. Barang mahal di luar jangkuan kantong orangtua pun juga ingin dimilikinya. Setelah barang mainan yang dibeli itu rusak, mereka tidak bisa memperbaikinya. Itulah salah satu sisi dampak kehadiran TV di rumah tangga dalam pengembangan PAUD.
Fenomena seperti yang dipaparkan itu tentu harus diantisipasi dalam PAUD. Syukurlah antisipasi sudah terlaksana selama ini walau dengan terpaksa. Contoh, salah satu orangtua si anak - umumnya ibu - memilih mengasuh anak daripada meneruskan bekerja sebagai sumber nafkah keluarga. Berhenti dari pekerjaan demi si anak merupakan bukti bahwa peran keluarga dalam PAUD sangat menentukan. Semua itu dirasakan sebagai suatu risiko dalam keluarga yang memiliki balita. Keputusan berhenti bekerja sangat beralasan karena tidak dapat disangkal memberi makan kepada si balita bisa dilakukan siapa saja. Namun, yang bisa memberikan PAUD sesuai dengan harapan keluarga yang bersangkutan tidak bisa digantikan siapa pun. Peran orangtua balita itulah yang paling menentukan.
Sesuai perkembangan zaman, kini tidak sedikit kita temukan alternatif bagi pasangan yang punya balita. Alternatif yang dimaksud adalah jasa penitipan anak (balita). Alternatif ini tampaknya bisa mengatasi masalah bagi suami-istri yang sama-sama bekerja. Namun, apakah alternatif ini baik dari sisi PAUD? Tampaknya perlu penelitian para pakar PAUD. Memang dari sisi berlangsungnya aktivitas pekerjaan orangtua balita, khususnya si ibu dapat merupakan pilihan. Karena itu, pada masa mendatang dibutuhkan tempat penitipan anak yang dapat memberi jaminan PAUD. Misalnya, di tempat penitipan anak si penyedia jasa bukan sekadar menjaga, memberi makan, mengganti pakian anak jika buang air besar/kecil, melainkan juga memberikan pendidikan yang dapat menumbuhkembangkan jiwa anak secara sehat.
Mengingat pentingnya PAUD, pemerintah pusat maupun daerah sudah sepantasnya memberi pembinaan kepada penyedia jasa penitipan anak (balita) demi masa depan anak bangsa. Sudah waktunya pula sebagian dana pendidikan itu diarahkan pada pemberi bantuan sarana dan prasarana pada kelangsungan PAUD. Tenaga pengasuh anak itu diberi pendidikan dan pelatihan sehingga nantinya benar-benar menjadi tenaga terdidik dan terlatih dalam PAUD di tempat jasa penitipan anak. Hampir dipastikan jasa penitipan anak akan makin dibutuhkan demi kelangsungkan karier para ibu yang selama ini selalu mengalah (berhenti bekerja) demi pengasuhan anak.
PAUD  di indonesia sesuai keputusan direktorat pendidikan PAUD menggunakan metode  SENTRA model BCCT (Beyond Center & Circle Time)
"Dan kehendaklah takut kepada Allah orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir akan (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang baik"
(QS An-Nisaa : 9)
Pembangunan generasi pembelajar yang cerdas, kreatif, inovatif, produktif mandiri dan berakhlak mulia membutuhkan suatu program pembelajaran yang komperhensif, integral dan berkelanjutan.
Proses belajar yang mampu merangsang di semua aspek kecerdasan tersebut tidak hanya mencakup pada apa yang dipelajari saja, namum juga pada bagaimana ia mempelajarinya sehingga tidak hanya sekedar mampu mendeskripsikan sebuah pengetahuan tetapi juga mampu mengembangkan pengetahuan tersebut. Maka proses pembelajaran tersebut perlu dikemas sedemikian rupa sehingga menghasilklan situasi yang kondusif demi terciptanya perubahan fundamental yang mencakup paradigma, perilaku dan prestasi.
Oleh karena itu diperlukan suatu lingkungan yang positif yang berisikan metoda dan program-program yang dapat mengembangkan potensi diri anak secara optimal sebagai suatu alternatif solusi permasalahan diatas.
kedua orang tua bekerja untuk membimbing, mengasuh dan menyertai kegiatan anak-anak selama berada di lingkungan taman bermainnya. Dengan bimbingan dan pengasuhan guru yang handal pembimbingan ini sekaligus menstimulasikan potensi kecerdasan yang dimiliki anak ( kecerdasan anak pada BAB I).
Semua potensi akan dikembangkan melalui sistem pembelajaran sentra dipadukan dengan active learning

A.Metode pembelajaran BCCT
Indonesia memilih metode BCCT ( Beyond centers and circle Time) ini karena dianggap paling ideal di terapkan di tanah air kita serta tidak memerlukan peralatan yang banyak namun kecerdasan anak tetap bisa dioptimalkan.
Tujuan BCCT :
Merangsang seluruh aspek kecerdasan anak ( multiple Inteligent) melalui bermain yang terarah.
Menciptakan setting pembelajaran yang merangsang anak untuk saling aktif, kreatif, dan terus berpikir dengan menggali pengalamannya sendiri    (bukan   sekedar mengikuti perintah, meniru, atau menghapal).
Menggunakan standar operasional yang baku, yang berpusat di sentra- sentra kegiatan dan saat anak berada dalam lingkaran bersama guru, sehingga lebih mudah diikuti terutama untuk para pemula.
Pengertian metode BCCT
Suatu pendekatan dalam penyelenggaraan Pendidikan anak usia dini. Dikembangkan berdasarkan hasil kajian teoritik dan pengalaman empirik
Pengembangan dari pendekatan montessopri, highscope, head start, dan reggio emilia.
Dikembangkan oleh Creative Center for childhood Research and Training ( CCCRT) Florida, USA
Dilaksanakan di Creative Pre School selama lebih dari 33 tahun, baik untuk anak normal maupun untuk anak normal maupun untuk anak yang berkebutuhan khusus.
Keunggulan metode BCCT
Kurikulumnya diarahkan untuk membangun pengetahuan anak yang digali oleh anak sendiri melalui berbagai pengalaman main di sentra-sentra kegiatan, sehingga mendorong kreativitas anak.
Pendidik lebih berperan sebagai perancang, pendukung, dan penilai kegiatan anak dengan mengkondisikan setiap anak untuk berperan aktif.
Pembelajarannya bersifat individual, sehingga rancangan, dukungan, dan penilainnya disesuaikan dengan tingkatan perkembangan dan kebutuhan setiap anak.
Semua tahapan perkembangan anak telah dirumuskan dengan rinci dan jelas, sehingga dapat dijadikan panduan dalam penilaian perkembangan anak.
Kegiatan pembelajaran tertata dalam urutan yang jelas mulai dari penataan lingkungan main sampai pada pemberian pijakan-pijakan ( scaffolding) sebelum, selama, dan sesudah main, sehingga dapat dijadikan panduan bagi pendidik pemula.
Setiap anak memperoleh dukungan untuk aktif, kreatif, dan berani menagmbil keputusan sendiri, tanpa harus tahu membuat kesalahan.
Setiap tahap perkembanagn bermain anak dirumuskan secara jelas, sehingga dapat menjadi acuan bagi pendidik dalam melakukan penilaian perkembangan anak.
Penerapan metode BCCT ini tidak bersifat kaku, melainkan dapat dilakukan secara bertahap, sesuai dengan situasi dan kondisi setempat.
Pernyataaan Jean Pliaget tentang bagaimana anak belajar :
Anak seharusnya mampu melakukan percobaan dan penelitian sendiri. Guru tentu saja bisa menuntun anak-anak dengan menyediakan bahan-bahan yang tepat, tetapi yang terpenting agar anak-anak dapat memahami sesuatu, ia harus menemukannya sendiri.(1972,p.27)
Lingkungan bermain yang bermutu untuk anak usia dini harus mendukung tiga jenis main yang dikenal dalam penelitian anak usia dini, yaitu :
Sensorimotor atau fungsional
Yaitu menangkap rangsangan melalui penginderaan dan menghasilkan gerakan sebagai reaksinya. Anak bermain dengan benda untuk membangun persepsi. Anak sangat perlu memiliki pengalaman sensorimotor karena :
anak usia dini belajar melalui panca inderanya dan melalui hubungan fisik dengan lingkungan mereka.
Main sensorimotor merupakan respon paling sederhana hingga gerakan lebih terarah dan bermakna, misalnya: bayi menggeliat karena terkena dingin, hingga anak melakukan gerakan memegang, mencium, menendang, dsb.
Main sensorimotor penting untuk mempertebal sambungan antara neuron.
Main sensorimotor memenuhi kebutuhan anak untuk selalu aktif berekplorasi dan bereksperimen.

Kebutuhan bermain sensorimotor terpenuhi, apabila :
Anak disediakan kesempatan untuk berhubungan dengan bermacam-macam benda dan alat permainan baik didalam maupun di luar ruangan.
Anak diberi kesempatan untuk bergerak secara bebas, bermain di halaman, di lantai atau di tempat yang memungkinkan.
Lingkungan, baik didalam maupun diluar ruangan menyediakan kesempatan untuk berhubungan dengan banyak tekstur dan berbagai jenis bahan main yang berbeda yang mendukung setiap kebutuhan perkembangan anak.

Pengalaman main sensorimotor pada anak usia dini merupakan rangsangan untuk mendukung proses kerja otak dalam mengelola informasi yang didapat anak dari lingkungan saat bermain , baik bermain dengan tubuhnya ataupun dengan berbagai benda di sekitarnya.

Main Peran
Main peran juga disebut main simbolik, role play, pura-pura, make believe, fantasi, imajinasi, fantasi, imajinasi, atau main drama. Anak bermain dengan benda untuk membantu menghadirkan konsep yang sudah dimilikinya.
Fungsinya :
main peran menunjukkan kemampuan berpikir anak yang lebih tinggi, karena anak sudah dapat menahan pengalaman yang sudah didapatnya melalui panca indera dan menampilkannya kembali dalam bentuk perilaku berpura-pura.
Main peran dipandang sebagai sebuah kekuatan yang menjadi dasar perkembangan cipta, tahapan ingatan, kerja sama kelompok, penerapan kosa kata,konsep hubungan kekeluargaan, pengendalian diri, keterampilan sudut pandang spasial, keterampilan sudut pandang kognisi (Gowen,1995)
Main peran sangat penting untuk perkembangan kognisi, sosial, dan emosi anak pada usia tiga sampai enam tahun ( vygotsky,1967, Erikson,1963)
Main peran membolehkan anak memproyeksikan dirinya ke masa depan dan mencipatakan kembali masa lalu dan mengembangkan keterampilan khayalan.
Main peran diyakini sebagai terapi bagi anak yang mengalami pengalaman traumatik, baik traumatik fisik atau traumatik mental.

Tujuan akhir main peran adalah
Anak  belajar bermain dan bekerja dengan orang lain. Hal ini merupakan latihan untuk pengalaman-pengalaman bersosialisasi di kehidupan nyata.
Jenis main peran
Menurut Erik Erikson (1963) ada dua jenis main peran :
Main peran mikro
Anak memainkan peran melalui tokoh yang diwakili oleh benda-benda berukuran kecil.
Contoh : kandang dengan binatang-binatangan dan orang-orangan kecil.

Main Peran Makro
Anak bermain menjadi tokoh dengan menggunakan alat berukuran besar         ( ukuran sesungguhnya ) yang digunakan anak untuk menciptakan dan memainkan peran-peran.
Contoh :
Anak memakai baju dan menggunakan kardus besar yang dianggap sebagai mobil-mobilan atau binatang.
Main Pembangunan
Main pembangunan  bertujuan merangsang kemampuan anak untuk mewujudkan pikiran , ide, dan gagasannya menjadi sebuah karya nyata.
Pernyataan Jean Piaget (1962) tentang main pembangunan
saat anak menghadirkan dunia mereka melalui main pembangunan, mereka berada di posisi tengah antara main dan kecerdasan  menampilkan kembali (merefleksi).
kesempatan main pembangunan membantu anak mengembangkan keterampilan koordinasi motorik halus, berkembangnya kognisi ke arah berpikir operasional, membangun keberhasilan sekolah kemudian hari.

Bahan Main
Bahan sifat cair/bahan alam        bahan pembangunan yang terstuktur
Air                        balok unit
Pasir                     balok berongga
Cat jari                     balok berwarna
Tanah liat                     lego TM
Play dough                 Lincoln Logs TM
Krayon Bristle                 blocks TM
Cat dengan kuas                 tinker toys
Pulpen                     puzzle
Pensil

Anak usia dini yang belum mempunyai pengalaman dengan bahan main pembangunan akan memulai dengan kegiatan sensorimotor. Mereka akan memegang dan membawa bahan main pembangunan sampai mereka mengerti penggunaannya.
Seiring anak menguasai bahan-bahan dan meningkatnya keterampilan motorik halus, hasil karya mereka menjadi semakin nyata. Anak-anak juga akan menggunakan alat main peran dan memainkannya. Pada tahap ini mereka lebih tertarik pada kegiatan keaksaraan.
B. MUNCULNYA  KEAKSARAAN
Keaksaraan tidak hanya ditandai dengan kemampuan anak membaca dan menulis huruf atau kata-kata, tetapi yang terpenting anak memahami setiap kata dan kalimat dalam tulisan.
“Kata pertama harus bermakna bagi anak. Kata itu harus merpakan bagian dari dirinya. Harus merupakan ikatan yang organik, secara organik lahir dari dinamika hidup itu sendiri. Harus kata yang sudah menjadi bagian dari dirinya. Kata pertama, buku pertama harus dibuat oleh anak itu sendiri. Saya masuk ke dalam pikiran anak , membawa keluar apa yang saya temukan di sana dan menggunakannya sebagai bahan kerja pertama. Ini adalah kosa kata penting bagi mereka.”
( Sylvia Ashton Warner, 1963)

-konsep kognisi pengelompokan ( warna, bentuk, ukuran)      
 - huruf  urutan                       
 -angka
-Motorik halus Menggambar          
 -menulis gerakan otot kecil-kecil       
- menggunting
-Keaksaraan
buku-buku, kantong kata, membuat buku

Untuk memperoleh munculnya keaksaraan yang bermutu diperlukan :
Bahasa lisan ( kosa kata, pengucapan bahasa, pemahaman terhadap apa yang didengar)
Mulai tertarik dengan bunyi-bunyi huruf ( sajak, percampuran, potongan)
Mulai tertarik pada tulisan
Pengetahuan tentang abjad

Tahapan perkembangan meronce :
Main mengosongkan / mengisi
Merangkai
merangkai terus-menerus
merangkai berdasarkan warna
merangkai berdasarkan bentuk
merangkai berdasarkan warna dan bentuk
merangkai berdasarkan warna, bentuk, dan ukuran
Membuat pola sendiri
Membaca pola kartu dari bermacam-macam tingkat kesulitan

Tahap perkembangan menggunting
Kegiatan ini memperkuat koordinasi tangan dan genggaman penjepit harus mulai sejak bayi
memungut benda-benda kecil dengan penjapit
main jari dengan menggunakan jari- jari untuk meulis ( ibu jari, telunjuk dan jari tengah)
Perkembangan menggunting
Menggunting sekitar pinggiran kertas
menggunting dengan sepenuh bukaan gunting
membuka dan menggunting terus-menerus sepajang tas
menggunting diantara dua  garis lurus
menggunting bentuk tetapi tidak pada garis
menggunting pada garis tebal dengan terkendali
mengganti berbagai berbagai macam bentuk

 Tahap-tahap pekembangan menulis
Coretan - coretan acak
Mulai membuat coretan, random scribbing, coretan acak, coretan seringkali digabungkan seolah-olah  krayon tidak pernah lepas dari kertas.
Coretan terarah
Coretan terarah di munculkan dalam bentuk garis lurus ke atas atau mendatar yang diulang-ulang, garis-garis, titik-titik, bentuk lonjong, atau lingkaran        ( huruf tiruan ) mungkin terlihat tidak berhubungan dan menyebar secara acak di seluruh permukaan kertas.
Garis dan bentuk khusus diulang-ulang atau menulis garis tiruan.
Diwujudkan melalui bentuk , tanda, dan garis-garis yang terarah dapat terlihat mengarah dari sisi kiri ke kanan halaman dengan huruf-huruf yang sebenarnya atau titik-titik sepanjang garis, dapat mengarah dari atas ke bawah halaman kertas.
Latihan Huruf-huruf Acak atau Nama
Huruf-huruf muncul berulang-erulang diwujudkan dari namanya beberapa dapat diakui dan yang lainnya sebagai simbol, dapat mengambang di atas kertas , digambarkan di dalam garis , ditulis dalam gambar sederhana yang sudah dikenalnya seperti sebuah rumah atau salig berhimpit di atas yang lainnya secara berulang-ulang. Huruf – huruf nama mungkin saling tertukar dn atau ditulis di atas dan dibawah. Latihan nama dapat menggunakan huruf besar atau yang lainnya kecil, contoh-contoh abstrak atau benar.
Menulis nama
Mulai menulis nama  sendiri
Mencontoh kata-kata di lingkungan
Menulis kata-kata dari lingkungan secara acak dan diulang-ulang dalam berbagai bentuk ukuran, orientasi dan warna, termasuk nama anggota keluarga lainnya
Menemukan ejaan
Huruf konsonan awal
Huruf konsonan awal dan akhir
Huruf konsonan tengah
Huruf awal, tengah, konsonan akhir dan huruf hidup dituliskan dan ditempatkan
Ejaan umum
Usaha-usaha mandiri untuk memisahkan huruf dan mencatatnya dengan benar menjadi kata lengkap.

C. Intensitas dan Densitas.
Intensitas
Sejumlah waktu yang dibutuhkan anak untuk pengalaman dalam tiga jenis main sepanjang hari dan sepanjang tahun.
Contoh:
Anak-anak dibolehkan untuk memilih dari serangkaian kegiatan main setiap hari yang menyediakan kesempatan untuk terlibat dalam main peran, pembangunan, dan sensormotor.
Konsep intensitas menekankan pada sejumlah waktu yang dibutuhkan anak untuk berpindah melalui tahap perkembangan kognisi, emosi, dan fisik yang dibutuhkan.

Densitas
Berbagai macam cara setiap jenis main yang disediakan untuk mendukung pengalaman anak.
Contoh:
Anak dapat menggunakan cat di papan tulis , nampan cat jari, cat dengan kuas kecil di atas meja, dan sebagainya, untuk melatih ketrampilan pembangunan sifat cair. Anak – anak dapat menggunakan balok unit (Pratt), palu dengan paku dan kayu, sisa – sisa bahan bangunan dengan lem tembak, dan Lego TM untuk berlatih keterampilan pembangunan terstruktur.
Konsep densitas menekankan pada kegiatan yang yang berbeda yang disediakan untuk anak oleh orang dewasa di lingkungan anak usia dini. Kegiatan – kegiatan ini harus memeperkaya kesempatan pengalaman anak melalui tiga jenis main dan dipilih sesuai dengan minat dan kebutuhan perkembangan anak.
Definisi Hubungan Sosial
Tahun 1932, Mildred Paten mengamati anak – anak di program anak usia dini. Jenis – jenis hubungan sosial yang dijelaskan disini, didokumentasikan dalam penelitiannya.
Perilaku Tidak Peduli
Anak tidak bermain, tetapi terlibat dalam “perilaku tidak peduli.”
Perilaku Penonton
Anak memperhatikan anak lain saat bermain. Mereka mungkin berhubungan secara lisan, tetapi tidak ikut main.

Sosial Sendiri
Anak terlibat dalam main dengan diri sendiri. Main yang dimaksud sepenuhnya mengatur sendiri.
Sosial Berdampingan
Anak main dekat dengan anak lainnya. Anak terlibat dalam permainannya sendiri, tetepi senang dengan kehadiran anak lainnya.
Sosial Bersama
Anak main dengan anak lainnya dalam satu kelompok. Ia dapat bertukar bahan main, tetapi tidak ada tujuan yang direncanakan.
Sosial Bekerjasama
Anak main dengan anak lain dan mainnya memiliki tujuan yang direncanakan. Anak merencanakan dan bermain peran. 

D. PENGENALAN SENTRA
Sentra adalah metode pembelajaran dimana setiap guru mengampu 5-6 anak (idealnya),dimana anak melakukan percobaan sendiri , guru menuntun anak-anak dengan menyediakan  bahan-bahan dan memberi intruksi serta melakukan pengamatan terhadap kegiatan anak, dan menilai perkembangannya.
Sistem Pengajaran Sentra
Model pendidikan ini, menitik beratkan pada pandangan seorang ahli pendidikan, Helen Parkhust yang lahir tahun 1807 di Amerika. Pandangannya adalah kegiatan pengajaran harus disesuaikan dengan sifat dan keadaan individu yang mempunyai tempat dan irama perkembangan yang berbeda satu dengan yang lainnya. Setiap anak akan maju dan berkembang sesuai dengan kapasitas kemampuannya masing-masing. Walaupun demikian kegiatan pengajaran harus memberikan kemungkinan kepada murid untuk berinteraksi, bersosialisasi dan bekerja sama dengan murid lain dalam mengerjakan tugas tertentu secara mandiri. Pandangan ini mengisyaratkan bahwa Helen Parkhust tidak hanya mementingkan aspek individu, tapi juga aspek sosial.
Untuk itu bentuk pengajaran ini merupakan keterpaduan antara bentuk klasikal dan bentuk individual. Sebagai gambaran pelaksanaan model ini, dapat diungkapkan sebagai berikut.

a) Ruangan kelas
Ruangan kelas dapat dimodifikasi menjadi kelas-kelas kecil, yang disebut ruangan vak atau sentra-sentra. Setiap ruangan vak atau sentra. terdiri atas satu bidang pengembangan. Ada sentra bahasa, sentra daya pikir, sentra daya cipta, sentra agama, sentra seni, sentra kemampuan motorik. Contohnya pada sentra bahasa terdapat bahan, alat-alat, serta sumber belajar seperti tape recorder, alat pendengar, kaset, alat peraga, gambar, dan sebagainya.
Pada sentra daya pikir berisi bahan-bahan ajar seperti alat mengukur, manik-manik, lidi untuk menghitung, gambar-gambar, alat-alat geometris, alat-alat laboratorium atau majalah pengetahuan. Demikian pula pada sentra khusus seperti sentra balok, sentra air, sentra musik atau sentra bak pasir.
b) Guru
Setiap guru harus mencintai dan menguasai bidang pengembangan masing-masing. Guru harus memberi penjelasan secara umum kepada murid-murid yang mengunjungi sentranya sesuai dengan tema yang dipelajari. Memberi pengarahan, mengawasi dan mempematikan murid-murid ketika menggunakan alat-alat sesuai dengan materi yang dipelajarinya. .
Selanjutnya menanyakan kesulitan yang dialami murid-murid dalam mengerjakan materi tersebut. Selain dari itu guru sentra harus menguasai perkembangan setiap murid dalam mengerjakan berbagai tugas s'ehingga dapat mengikuti tempo dan irama perkembangan setiap murid dalam menguasai bahan-bahan pengajaran atau tugas perkembangannya.
c) Bahan dan Tugas
Bahan pengajaran setiap sentra terdiri dari bahan minimal dan bahan tambahan. Bahan minimal yaitu bahan pengajaran yang berisi uraian perkembangan kemampuan minimal yang harus dikuasai setiap anak sesuai tingkat usianya. Bahan ini harus dikuasai anak dan merupakan target kemampuan minimal dalam mempeiajari setiap sentra tertentu.
Bila anak sudah menguasai bahan pengajaran minimal, dapat memperoleh bahan pengajaran tambahan, yang merupakan pengembangan atau pengayaan dari pengajaran minimal. Pengayaan ini diberikan bisa secara individu maupun kelompok pada anak yang menguasai bahan minimal pada satuan waktu yang relatif sama. Bahan pengayaan ini tentu saja disesuaikan dengan kondisi lingkungan, dengan demikian anak dipersiapkan untuk menghadapi kehidupan sesuai dengan kenyataan dengan penuh tanggungjawab.
Bahan setiap sentra hendaknya terintegrasi dengan sentra lainnya. Di bawah ini merupakan contoh adanya integrasi antar sentra bidang pengembangan.
Tema : Tanaman
Sentra bahasa: Dramatisasi "Fun Cooking"'
Sentra musik: bernyanyi menanam jagung
Sentra Aritmatika: belanja dan menghitung sayur-sayuran
Sentra air: memelihara dan merawat tanaman
d) Murid dan Tugasnya
Setiap murid akan mendapat tugas dan penjelasan secara klasikal. Masing-masing murid dapat memilih sentra yang akan diikutinya. la bebas menentukan waktu dan menggunakan alat-alat untuk menyelesaikan tugasnya. Setiap murid tidak boleh mengerjakan tugas lain sebelum tugas yang dikerjakannya selesai.
Untuk mengembangkan sosiobilitas, murid boleh mengerjakan tugas tertentu bersama-sama. Dengan cara ini murid akan mempunyai kesempatan bersosialisasi, bekerja sama, tolong menolong satu dengan lainnya. Murid yang dapat menyelesaikan suatu tugas atau sudah menguasai bahan minimal, ia dapat meminta tugas tambahan dengan memilih kegiatan lain yang digemarinya. Agar perbedaan setiap murid tidak terlalu jauh, guru dapat menetapkan bahan maksimal pada setiap pokok bahasan. Bila murid tidak dapat menyelesaikannya di sekolah, karena suatu hal, maka guru dapat memberi izin untuk menyelesaikannya di rumah.
e) Penilaian Kemajuan Murid
Untuk menilai kemajuan murid digunakan tiga jenis kartu penilaian, yaitu kartu kemajuan individu, kartu rekapitulasi (mingguan, bulanan, catur wulan) dan kartu rekapitulasi laporan perkembangan setiap murid..
Beranjak dari uraian di atas, mengenai model pembelajaran TK atraktif, maka dapat disimpulkan bahwa betapa sistem dan praktik pendidikan perlu dirancang, dikembangkan agar secara nyata menumbuhkan daya cipta peserta didik, melahirkan hal-hal yang baru, kemampuan berpikir secara divergen, kemampuan merealisasikan gagasan dan keinginan yang koheren dengan situasi-situasi baru, membangun konstruksi pemikiran dan aksi yang positif.
Macam-macam Sentra
SENTRA IMTAQ
Sentra ini menekankan pada pengenalan dan pembelajaran agama sedini mungkin, untuk mengenal nilai-nilai yang islami terutama kalimat yang mengagungkan asma Allah SWT, kegiatan berwudlu dan sholat berjamaah dan pengenalan surat pendek dan doa sehari hari merupakan kegiatan sehari hari
SENTRA BERMAIN PERAN

Sentra ini terdiri dari main peran makro dan mikro. Main peran makro adalah bermain yang sifatnya kerja sama lebih dari 2 orang bahkan lebih khususnya untuk anak usia taman kanak-kanak. Main peran mikro adalah awal bermain kerja sama dilakukan hanya 2 orang saja bahkan sendiri. Bermain peran dapat mengembangkan potensi kecerdasan emosi dan psikososial serta bahasa
SENTRA SENI & BUDAYA

Sentra ini menekankan pada penggunaan bahan seni mulai dari lem, gunting, crayon, spidol, cat, papan lukis, berbagai jenis, ukuran & warna kertas yang kemudian dikembangkan menjadi hasil karya dan kreativitas. Dan lingkungan ini pun dikaitkan dengan pemahaman budaya nasional, alat musik tradisional untuk mengenal kesenian, pengenalan bahasa daerah, etika dan estetika yang mengantarkan anak untuk cinta tanah air, berbudi pekerti, sopan santun dan berkepribadian
SENTRA PEMBANGUNAN BAHAN ALAM & SIFAT CAIR

Adalah sentra untuk mensukung kebutuhan anak-anak usia toddler dan taman bermain A usia TK. Dengan bermain pembangunan, bahan alam dan sifat cair diharapkan anak sudah mengenal alam dan sifat-sifatnya, hal ini membantu mengembangkan aspek-aspek potensinya melalui uji coba dan eksplorasi
SENTRA BALOK

Sentra ini khusus dirancang untuk bermain balok, diutamakan untuk anak usia 3 - 6 tahun. Bermain balok membantu mengembangkan potensi kecerdasan logika matematika dan sains, juga dapat memecahkan masalahnya serta kestabilan perkambangan emosinya
FAMILY DAY

Adalah kegiatan yang dirancang untuk melibatkan orang tua, anak untuk melakukan kegiatan bersama, makan bersama, memasak bersama, bercerita didepan anak-anak dan lain-lain yang bersifat kekeluargaan dan mempererat tali silaturahmi antara orang tua, anak dan sekolah. Dilengkapi 2 minggu sekali dengan kelas parenting : diskusi, bercerita pengalaman dan pemberian materi yang diberikan oleh nara sumber

BAHASA INGGRIS & KOMPUTER KIDS
Untuk melengkapi kegiatan pembelajaran maka pengenalan dan pengajaran Bahasa Inggris dan komputer untuk anak diberikan melalui aktivitas-aktivitas yang menyenangkan sehingga mereka bisa memperoleh pengetahuan tentang bahasa Inggris dari pengalaman mereka ketika bermain.

KONSULTASI ORANG TUA, PSIKOLOGI & GURU
Tenaga psikolog selalu siap memantau perkembangan anak sekolah, memberikan masukan-masukan bagi para guru dan pendamping anak dalam menyesuaikan diri dengan situasi belajar atau masalah psikologis lainnya. Orang tua juga dapat berkonsultasi dengan guru kelas dan tenaga psikolog tentang perkembangan anaknya.
E. Pijakan Pengalaman main anak :
Pengalaman main anak yang bermutu tinggi sangat memerlukan waktu bermain , tempat bermain,kegiatan, dan alat-alat permainan  yang edukatif yang tepat untuk mendukung main mereka,dan pijakan dari guru atau orang dewasa ketika dibutuhkan. Dengan konsep ini, dalam menata lingkungan main yang bermutu tinggi untuk anak usia dini  harus ditekankan untuk menyediakan tiga jenis main, intensitas, dan densitas dari pengalaman main.
Pengalaman bermain anak usia dini yang bermutu tinggi seharusnya direncanakan dengan hati-hati dan diberi pijakan untuk memenuhi kebutuhan setiap anak.
Pengertian pijakan ( Scaffoding)
Dukungan yang berubah-ubah selama kegiatan belajar, dimana mitra yang lebih terampil menyesuaikan dukungan terhadap tingkat kinerja anak pada saat ini. Dukungan lebih sedikit ketika kemampuan anak sudah meningkat . Dengan demikian menanamkan penguasaaan diri  dan kemandirian anak.
( Laura E, Berk and Adam Sinsler 1995, scaffolding Children’s Learning : Vygotsky and Early Childhood Education)

Empat tahap Pijakan Pengalaman Main yang Bermutu ( CCRT, 1999)
Pijakan main Lingkungan
Pijakan Pengalaman sebelum main ( Awal)
Pijakan Main Setiap Anak
Pijakan Pengalaman Sesudah Main

Pijakan Lingkungan
Mengelola awal lingkungan main dengan bahan-bahan ( bernuansa/dinuansakan agama) yang cukup, tiga tempat bermain untuk setiap anak.
Merencanakan untuk intensitas dan densitas pengalaman main
Memiliki berbagai bahan yang mendukung tiga jenis main sensorimotor,pembangunan, dan main peran.
Memiliki berbagai bahan ( bernuansa atau dinuansakan agama) yang mendukung pengalaman keaksaraan
Menata kesempatan main untuk mendukung hubungan sosial yang positif dalam kehidupan beragama.

-Pijakan Pengalaman Sebelum Main
Membaca doa sebelum bermain dan belajar
Membaca buku ( bernuansa atau dinuansakan agama) yang berkaitan dengan tema/ sub tema, pengalaman atau mengundang nara sumber
Menggabungkan kosakata baru ( agama /ilmiah) dan menunjukkan konsep yang mendukung estándar kinerja.
Memberikan gagasan bagaimana menggunakan bahan-bahan
Mendiskusikan aturan dan harapan untuk pengalaman main.
Menjelaskan rangkaian waktu main
Mengelola anak untuk keberhasilan hubungan soaial dalam kehidupan beragama
Merancang dan menerapkan urutan transisi main

Pijakan Pengalaman main setiap anak
Memberikan anak waktu untuk mengelola dan meneliti pengalaman main mereka
Mencontohkan komunikasi (islami) yang tepat
Memperkuat dan memperluas bahasa ( agama/ilmiah) anak
Meningkatkan kesempatan sosialisasi melalui dukungan hubungan teman sebaya dalam kehidupan beragama
Mengamati dan mendokumentasikan perkembangan dan kemajuan main anak
-Pijakan Pengalaman Setelah Main
Mendukung anak untuk mengingat kembali pengalaman mainnnya dan saling menceritakan pengalaman mainnya.
Menggunakan waktu membereskan sebagai pengalaman belajar positif melalui pengelompokan, urutan,dan penataan lingkungan secara tepat.
Membaca doa sesudah bermain dan belajar.

F. Metode Pematerian
Metode yang dipilih agar Materi Diterima anak dengan Mudah
TEMA
 SENTRA

Tema
Merupakan bingkai bagi materi yang telah direncakan agar :
Semua materi dapat diberikan, tidak ada yang tercecer
Penggunaan waktu efektif tidak ada meteri yang diberikan yang tidak membutuhkan anak
Penggunaan waktu efisien , tidak ada yang tumpang tindih
Semua materi yang akan disampaikan pada anak melalui hal-hal yang dekat dengan anak

Alokasi Tema
Tema untuk satu semester
Tema untuk satu bulan
Tema untuk satu minggu
Tema untuk satu hari
SENTRA
Seperti Penjelasan lengkap di halaman sebelumnya, pada setiap sentra  dikembangkan berbagai aspek perkembangan yaitu :
Nilai-nilai agama
Kognisi
Afeksi
Bahasa
Sosial emosional
Seni dan Psikomotor

Hal Penting di sentra
Penataan Lingkungan
Penempatan alat main yang tepat memungkinkan anak akan mandiri, disiplin, bertanggung jawab, memulai dan mengakhiri main, klasifikasi
Penataan alat dan bahan selama main seharusnya mendukung anak, membuat keputusan sendiri, mengembangkan ide,menuangkan ide menjadi karya nyata, mengembangkan kemampuan sosial.

Aturan masing-masing Sentra
Awal dan akhir kegiatan
Beres-beres
Pengamatan guru pada setiap anak selama kegiatan sentra berlangsung
Pijakan guru sebelum main, pada waktu main, dan setelah main.

Prinsip Pelaksanaan Kegiatan di Sentra sesuai Tema
Say    : Guru Menjelaskan
          Anak merespon
Show    : Guru memperhatikan dengan benda gambar ( bernuansa agama /
           dinuansakan agama) dll
Check    : Guru memastikan konsep-konsep yang diterima anak benar, melalui menyampaikan kembali (recalling) dan portofolio anak ( catatan perkembangan, hasil karya, dokumentasi, dll)

G. MEDIA
Alat Permainan Edukatif bernuansa/ dinuansakan agama )
Semua benda yang mendukung anak belajar apabila main dengannya, yaitu :
Main sensorimotor, main peran, main pembangunan ( mulai bahan sifat cair sampai bahan terstruktur).

Prinsip dan Syarat Alat Permainan Edukatif
Menyenangkan bagi anak
Mendorong munculnya kerjasama/ sosialisasi antar anak
Menumbuhkan daya pikir anak
Meluaskan pengalaman anak
Mendorong anak bersifat kreatif
Mengandung nilai- nilai agama/ spiritual.

Sumber alat Permainan Edukatif
Alat pendidikan Edukatif ( APE) tidak harus membeli di toko atau di pasar. Pada dasarnya banyak barang-barang yang ada di sekitar kita dapat kita manfaatkan atau oleh kita dapat dijadikan APE. Untuk itu kita harus tahu kebutuhan atau tahap-tahap perkembangan anak sehingga kita dapat memanfaatkan barang-barang tersebut menjadi alat bermain yang bermanfaat untuk anak. Alat bermain yang kita sediakan tidak harus berbentuk bagus dan bernilai mahal bahkan barang-barang bekas rumah tangga, pabrik, dan kekayaan alam yang mengandung nilai pendidikan tentunya kita harus mampu menjadi fasilitator pada saat anak bermain menggunakan alat-alat tersebut.

Contoh Bahan :
Puzzle gerakan shalat, gerakan wudhlu ( dari majalah atau, poster,dll)
Puzzle masjid, ka’bah, Maqam ibrahim ( dari majalah atau poster)
Masjid mini, ka’bah mini ( dari dus )
Kartu angka, kartu huruf ( dari kalender bekas, majalah, koran)
Berbagai bentuk ukuran balok ( dari dus bekas)
Kartu huruf hijaiyyah

EVALUASI
Evaluasi Perkembangan anak
Evaluasi program
Pelaksanaan evaluasi
harian
mingguan
bulanan
enam bulan
satu tahun

H. CONTOH JADWAL SENTRA
Tema    : Lingkunagn sekitar
Sub Tema     : Kebudayaan
Sentra     : Balok
Kegiatan     : Bercakap-cakap tentang rumah adat dan membangun rumah adat

Kegiatan/hari    Materi    Keterangan      
TBB 2
Senin, 5 Maret 2007    1.    pijakan 1
1.    memtukan sentra tempat pembelajaran
2.    Menata sentra dengan macam-macam gambar rumah adat
3.    Prepare bahan (Gambar macam-macam rumah adat, buku cerita rumah adat, kertas HVS, spidol, krayon, Puzzle)
Densitas : puzzle, kertas, krayon
2.    Pijakan 2
1.    Bercakp-cakap tentang macam-macam rumah adat
2.    menyanyi lagu kicir-kicir
3.    bercakap-cakap tentang kegiatan yang akan dilakukan
4.     membangun balok membuat bangunan rumah adat
5.    bercerita dan menggambar tentang bangunan yang telah dibuat
6.    bercakap-cakap membuat peraturan di sentra pada saat pelaksanan kegiata

3. Pijakan 3
1.    Guru mengamati, menstimulasi, dan mulai melakukan penilaian pada saat anak melakukan kegiatan
2.    anak meilih teman dan alas untuk membangun
3.    anak diberi kesempatan melakukan densitas

4.    Pijakan 4
1.Anak melakukan beres-beres setelah kegiatan membangun
2. Tanya jawab tentang kegiatan yang telah dilakukan
3. sharing tentang pengalaman yang telah dilakukan
4. Selesai kegiatan

I. Pengamatan Perkembangan Harian
Pengamatan perkembangan harian merupakan catatan anekdot dan observasi langsung selama anak-anak mengikuti kegiatan di setiap sentra. Pengamatan terutama pada :
Perkembangan nilai-nilai moral, bahasa, logika matematika, kinestetik, psikososial, seni dan budaya, keterampilan hidup.
Contoh
Sentra imtaq semester 1
Tema/ sub tema     : aku/sekolah
Bulan/ minggu ke    :
Hari /tanggal    :
Kegiatan        :

Potensi kecerdasan/nama    Agama& nilai moral    bahasa    Logika
matematika    kinestetik    psikososial    Seni dan budaya    Keterangan      
                               
Laporan Perkembangan Anak  per Semester
Contoh:
Potensi kecerdasan
I.Agama & Nilai Moral            
Kemampuan mengenal rukun iman &islam
Kemampuan mengucapkan doa sehari-hari
Kemampuan melakukan wudhu & shalat
kemampuan mengenal kalima thoyyibah
kemampuan mengenal cerita nabi
kemampuan terbiasa mengucap salam
kemampuan membaca iqro
kemampuan membedakan cipatan manusia& Tuhan
Kemampuan menyanyi lagu keagamaan
 kemampuan membedakan sikap buruk & baik
Kemampuan mengucap kata santun
Kemampuan menahan emosi&menghargai teman
kemampuan menunjukkan kasih sayang&peduli
kemampuan bertanggung jawab

Catatan    :
1.tidak            3. cukup
2. kurang        4. baik

B. Outbond

Lokasi  hutan wisata penggaron untuk outbond
Out bond dilakukan pada  hari Minggu, 25 Februari di hutan wisata  penggaron.
Acara terdiri dari Pemanasan ,Pendinginan dan Game.
Acaranya sangat seru dan didukung oleh panitia yang profesional. Tiap game mempunyai tujuan yang bagus diantaranya untuk kerja sama, kekompakan, visi, strategi dan kepercayaan.

C. Alat Permainan Edukatif
Pak lurah dan rekan-rekannya sedang sibuk membuat APE

APE dilaksanakan pada hari Senin, 26 Februari 2007. Tiap- tiap peserta diwajibkan membawa kreasinya sendiri dari rumah , kemudian dirangkai di tempat workshop. Selanjutnya sore hari APE di presentasikan ke panitia

Seorang peserta sedang membuat APE nya dari bahan kertas untuk dibentuk menjadi mobil

Seorang peserta mengenakan topi buatannya
D. Simulasi dan Observasi
Setelah Ape sampai hari terakhir yaitu simulasi materi mengenai komunikasi dengan anak, macam-macam sentra, dan hasil riset otak oleh Ibu Aris dari istiqlal jakarta dan dihari terakhir kami mengamati para siswa TK bermain dan menuliskan laporannya serta mempraktekkannya sesuai kelompok kami yaitu dari wisata hati.

Comments

Popular posts from this blog

QURANIC LAW OF ATTRACTION...

QURANIC LAW OF ATTRACTION... Hukum Ketertarikan Dalam The Secret dijelaskan bahwa hukum tarik menarik adalah hukum alam. Kesamaan menarik kesamaan. Setiap orang akan menarik apa yang dirasakan dan difikirkan kepada dirinya sendiri. Perasaan dan fikiran yang buruk (negatif) akan menarik kejadian buruk kepada seseorang, demikian pula perasaan dan fikiran yang baik (positip) juga akan menarik kejadian yang baik pada orang tersebut. Inilah yang secara umum menyebabkan orang kaya bertambah kaya dan orang miskin bertambah miskin serta melarat.Kenyataan juga membuktikan bahwa anak atau orang yang lahir dan dibesarkan dilingkungan orang kaya jika fikirannya dihantui perasaan takut miskin, takut bangkrut, takut melarat pada akhirnya semua harta yang diwarisi juga akan musnah sesuai apa yang difikirkannya. Sebaliknya fakta juga membuktikan bahwa banyak anak atau orang yang dilahirkan dan dibesarkan dilingkungan yang miskin dan melarat, namun hati dan fikirannya dipenuhi semangat untuk menjadi or

@MELAYANI

" Berbeda dan Melayani" Jika kita niatkan sejak awal dan ikhlas melayani, maka hasilnya luar biasa... "dunia dan akhirat" Seperti kisah dibawah ini... 🌸Yadi Sudjatmiko 🌱By jamillazzaini Rabu malam (29/2/2012) kemarin, saya terbang dengan pesawat garuda GA 324 Jakarta-Surabaya. Duduk di sebelah saya seorang bernama Yadi Sudjatmiko. Lelaki paruh baya ini menuju Malang setelah menempuh perjalanan panjang dari Oman. Ia bekerja di salah satu perusahaan minyak disana. Satu bulan sekali ia pulang ke Indonesia, berlibur satu bulan kemudian bekerja lagi satu bulan. Banyak pelajaran yang saya peroleh dari lelaki yg telah memiliki 3 orang anak ini. Pak Yadi hanya lulusan STM, tetapi kini ia bergaji besar mengalahkan sarjana teknik yg saya kenal. Apakah itu diperolehnya dg mudah? Tidak. Setelah lulus STM ia mencari pekerjaan ke Jakarta dan Surabaya, namun yg ia dapatkan hanya jawaban, "Kalau cari kerja ke Kalimantan sana, jangan di kota besar."

Pancasila dan Demokrasi Asli Indonesia

Pernah kita bertanya kenapa negara ikon demokrasi seperti Amerika, Inggris dan Australia menerapkan pemilu secara tidak langsung (sistem perwakilan)? Mari sama-sama belajar agar rakyat Indonesia cerdas dengan tidak menghabiskan energi saling membully. Bukankah saling respek meski berbeda pendapat itu justru esensi demokrasi? Rakyat Australia memilih pemimpin tidak secara langsung, tapi melalui anggota dewan (senator) yang mereka pilih. Para anggota dewan inilah yang kemudian dipercayakan memilih Prime Minister (PM) dan para pemimpin wilayah (Premiers). Tentu ada diantara anggota dewan yang tidak amanah, tapi penegakan hukum dilakukan atau mereka tidak dipilih kembali. Mekanisme ini berjalan terus sehingga kualitas anggota dewan terseleksi semakin baik. Sistem pemilihan presiden di Amerika yang telah berlangsung dua abad bukan dengan pemilihan langsung (one man one vote / popular vote), tapi berdasar pada electoral vote (represented via electoral college institution). 270 dari 53