Dalam setiap masyarakat, ada konsep umum
mengenai “kebajikan” yang ditetapkan oleh masing-masing anggotanya. Pada
masyarakat tertentu, orang yang memberikan uang kepada pengemis, bersikap ramah
kepada orang lain, atau membantu menyelesaikan masalah-masalah orang lain
dianggap sebagai “orang yang melakukan kebajikan”. Namun yang disukai Allah
tidak lah terbatas sampai di situ. Orang yang benar-benar “berbuat kebajikan”
adalah yang percaya kepada Allah dengan hati yang tulus dan mengatur hidupnya
dengan cara yang diridhai Allah. Allah menerangkan hal ini dalam Al-Qur’an:
Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah Timur
dan Barat itu suatu kebajikan. Melainkan kebajikan itu ialah beriman kepada
Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi, dan memberikan
harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin,
musafir, orang yang meminta-minta dan hamba sahaya; dan yang mendirikan shalat
dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia
berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitan dan dalam
peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar imannya, dan mereka itulah
orang-orang yang taqwa. (Surat al-Baqara: 177)
Comments